Sabtu, Desember 10, 2011

Makna penting dari Saddhamma (Dhamma yang Asli)


MAKNA PENTING DARI SADDHAMMA ( Dhamma yang Asli)
Oleh : Tanhadi




Makna Penting Dari Saddhamma (Dhamma yang asli )

Di Samyutta Nikaya Sutta 16.13, Sang Buddha memperingatkan bahwa Dhamma yang asli akan bertahan (tidak dipalsukan/dicampur) untuk 500 tahun setelah Parinibbana Beliau. Setelah itu, akan menjadi sangat sulit untuk membedakan ajaran-ajaran yang asli dari yang palsu. Mengapa? Karena walaupun banyak dari buku-buku yang muncul belakangan yang berisi banyak Dhamma, beberapa adhamma (misalnya yang bertentangan dengan Dhamma) telah ditambahkan disana-sini. Perubahan yang tersebar disana-sini disepanjang teks hanya bisa diketahui jika seorang cukup jeli dan benar-benar mengenal kumpulan Sutta tertua. Jika tidak, seseorang akan merasa sangat sulit untuk membedakan buku-buku yang muncul belakangan dari yang lebih awal.



Analogi Perdagangan Emas


Di dalam Sutta yang serupa ini, Sang Buddha menyamakan situasi ini pada perdagangan emas. Beliau berkata pada saat itu orang-orang masih ingin membeli emas karena hanya emas murni yang dijual di pasaran. Tetapi suatu hari, orang-orang mulai membuat emas palsu dengan dengan kualitas yang membuatnya tidak bisa dibedakan dari emas murni. Dalam keadaan ini, orang-orang akan menjadi waspada. Mereka menjadi enggan untuk membeli emas karena mereka takut apa yang mereka beli mungkin emas palsu. Dengan cara yang sama. Sang Buddha berkata di masa depan Dhamma akan menjadi tercemar. Ketika itu terjadi, akan sangat sulit membedakan Dhamma yang Asli dari yang palsu, dan orang-orang akan kehilangan ketertarikan dalam Dhamma. Oleh karena itu, kita seharusnya benar-benar tekun untuk mencari tahu Dhamma yang asli, dan tidak menjadi bingung.


Guru Yang termasyhur bisa mempunyai Pandangan-pandangan salah ,Sangat sulit untuk membedakan antara seorang Ariya dengan yang bukan Ariya, dan kita tidak bisa tergantung pada desas-desus itu sendiri. Berbagai rekomendasi tentang bhikkhu ini dan itu adalah bhikkhu yang terkenal yang memiliki banyak pencapaian tinggi, dll adalah tidak bisa diandalkan.


Seperti yang dinyatakan Sang Buddha di Anguttara Nikaya Sutta 5.88, ada kemungkinan bahwa seorang bhikkhu termasyhur dengan status yang sangat senior, dengan pengikut umat awam dan bhikkhu/bhikkhuni dalam jumlah besar, dan sangat terpelajar dalam kitab suci, bisa mempunyai pandangan salah. Sang Buddha memberikan kita peringatan ini di masa depan (misalnya sekarang ini) seperti yang Beliau lihat dan ketahui bahwa bhikkhu-bhikkhu seperti ini tidak bisa diandalkan. Oleh karena itu, Sutta-Sutta (dan vinaya anggota Sangha) harus diandalkan dan dijadikan Guru kita yang terutama. Guru-guru lain hanya bisa menjadi teman spiritual saja.


Di Anguttara Nikaya Sutta 4.180, Sang Buddha mengajarkan wewenang besar. Beliau mengajarkan bahwa ketika bhikkhu manapun yang berkata ini dan itu adalah ajaran-ajaran Sang Buddha, kita harus tanpa menolak atau menyetujui kata-kata mereka, bandingkan kata-kata tersebut dengan Sutta-Sutta dan Vinaya. Jika apa yang mereka katakan tidak sesuai dengan Sutta-Sutta dan Vinaya, kita seharusnya menolak mereka. Lagi, ini mengilustrasikan bagaimana pemahaman yang kokoh terhadap Sutta-Vinaya adalah pedoman yang bisa diandalkan terhadap apa yang sebenarnya diajarkan Sang Buddha. Pengetahuan ini memungkinkan kita untuk membedakan antara seorang guru yang mengajari Dhamma yang asli dan ajaran lainnya yang memiliki pandangan-pandangan salah.



]˜

Semoga bermanfaat.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar