Jumat, Oktober 19, 2012

Orang yang Dekat Dengan Dhamma


ORANG YANG DEKAT DENGAN DHAMMA

Suatu ketika seorang Bhikkhu menghampiri Sang Buddha dan berkata kepada Beliau:

"Hal ini, Bhante, dikatakan, 'orang yang hidup dekat dalam Dhamma! Dengan cara bagaimanakah Bhante, seorang bhikkhu adalah orang yang dekat dengan Dhamma?"

"Di sini, seorang bhikkhu menguasai Dhamma, khotbah-khotbah, prosa Dhamma campuran, penjelasan, syair, ungkapan-ungkapan yang penuh inspirasi, ucapan-ucapan singkat, cerita-cerita kelahiran, cerita-cerita yang biasa dan lain-lainnya. Dia melewatkan hari-harinya sibuk menguasai Dhamma, dia mengabaikan kesendirian, dia tidak memaksa diri untuk memperoleh ketenangan pikiran di dalam dan selanjutnya dia tidak memahami artinya dengan kebijaksanaan. Ini disebut bhikkhu yang sibuk belajar, bukan orang yang hidup dekat dengan Dhamma."

"Selanjutnya bhikkhu, seorang bhikkhu mengajarkan Dhamma secara terperinci kepada yang lain sebagaimana yang ia pelajari dan dikuasainya. Dia melewatkan hari-harinya sibuk mengajar Dhamma, dia mengabaikan kesendirian, dia tidak memaksa diri untuk memperoleh ketenangan pikiran di dalam dan selanjutnya dia tidak memahami artinya dengan kebijaksanaan. Ini disebut bhikkhu yang sibuk mengajar, bukan orang yang hidup dekat dengan Dhamma."

"Selanjutnya bhikkhu, seorang bhikkhu mengulang Dhamma secara terperinci kepada yang lain sebagaimana yang ia pelajari dan dikuasainya. Dia melewatkan hari-harinya sibuk mengajar Dhamma, dia mengabaikan kesendirian, dia tidak memaksa diri untuk memperoleh ketenangan pikiran di dalam dan selanjutnya dia tidak memahami artinya dengan kebijaksanaan. Ini disebut bhikkhu yang sibuk mengulang Dhamma, bukan orang yang hidup dekat dengan Dhamma."

"Selanjutnya bhikkhu, seorang bhikkhu merenung, memeriksa dan secara mental menyelidiki sebagaimana yang ia pelajari dan dikuasainya. Dia melewatkan hari-harinya sibuk mengajar Dhamma, dia mengabaikan kesendirian, dia tidak memaksa diri untuk memperoleh ketenangan pikiran di dalam dan selanjutnya dia tidak memahami artinya dengan kebijaksanaan. Ini disebut bhikkhu yang sibuk merenung, bukan orang yang hidup dekat dengan Dhamma."

"Tetapi di sini bhikkhu, seorang bhikkhu yang menguasai Dhamma, khotbah-khotbah dan lain-lainnya. Dia tidak melewatkan hari-harinya sibuk menguasai Dhamma dan tidak mengabaikan kesendirian, dia memaksa diri untuk memperoleh ketenangan pikiran di dalam dan selanjutnya dia memahami artinya dengan kebijaksanaan, bhikkhu seperti itulah yang hidup dekat dengan Dhamma."

"Jadi, bhikkhu, Aku telah mengajar tentang bhikkhu yang sibuk belajar, tentang bhikkhu yang sibuk mengajar, tentang bhikkhu yang sibuk mengulang, tentang bhikkhu yang sibuk merenung, dan tentang bhikkhu yang hidup dekat dengan Dhamma.

Apa pun yang seharusnya dilakukan oleh guru yang welas asih, yang karena kasih sayangnya mencari kesejahteraan bagi para siswanya, itulah yang telah Aku lakukan untuk kalian.

Ini adalah akar-akar pohon, O bhikkhu,
ini adalah gubuk-gubuk yang kosong.
Bermeditasilah bhikkhu, jangan lalai,
jangan sampai kalian menyesal nantinya.
Inilah instruksi kepada kalian."

( Anguttara Nikaya 257; 73 & 74 )

-oOo-




Tidak ada komentar:

Posting Komentar