KOAN ZEN : 24. PENDETA MENGENCINGI PATUNG BUDDHA
Suatu hari dua pendeta Zen berjalan di tengah hutan. Tiba-tiba pendeta Zen yang lebih tua mau kencing.
Dengan tanpa beban pendeta tua ini kencing di sebelah patung Buddha.
Tentu saja pendeta yang muda marah.
Tanpa menoleh se-inchi pun pendeta tua tadi berkata :
“Tunjukkan kepada saya, suatu tempat di mana tidak ada Buddha”
Tentu saja dijawab standar kalau semua tempat adalah Buddha.
Dengan enteng pendeta tua bertanya balik :
“Kalau begitu saya kencing di mana dong?”
Pembahasan :
Menganggap atribut agama sebagai sesuatu yang suci tentu baik. Namun melekat berlebihan pada konsep kesucian, kemudian memproduksi kekotoran batin , tentu layak direnungkan.
Terutama karena kesucian tidak diciptakan untuk menghasilkan kemarahan /permusuhan. Lebih-lebih kalau konsep kesucian menghasilkan pembunuhan. Kesucian juga mengerikan.
Kesucian ada karena ada kekotoran, tanpa kekotoran kesucian menghilang.
Totalitas dari keduanya itulah yang membebaskan.
]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar