Sabtu, Mei 07, 2011

Persiapan pernikahan


PERSIAPAN PERNIKAHAN

Oleh: Romo Rudy Arijanto

Pernikahan akbar kerajaan Inggris antara  Pangeran William dengan Kate sudah dilaksanakan. Persiapan pernikahan yang telah memakan biaya dan waktu cukup lama berakhir dengan baik.

Sebagai manusia awam, wajar jika mendambakan agar suatu saat bisa menikah dan mempunyai keluarga. Buddha juga mengatakan bahwa menjadi perumahtangga pun dapat memiliki kebahagiaan.

Persoalannya adalah bagaimana melakukan persiapan pernikahan itu? Persiapan yang dimaksud bukanlah hanya sekedar pesta pernikahan, tetapi jauh lebih penting adalah dengan siapa kita akan melangsungkan pernikahan tersebut.

Romo Rudy Arijanto mengatakan, salah memilih penata rambut penderitaannya paling selama satu bulan sampai rambut bisa ditata ulang kembali. Salah memilih pasangan hidup penderitaannya seumur hidup.

Dalam Buddhism dikenal adanya pasangan keluarga manusia yang diibaratkan berupa dewa-dewi. Pasangan tersebut disyaratkan mempunyai keyakinan yang sebanding artinya bisa ke tempat ibadah bersama-sama, mempunyai level pengertian ajaran agama dan praktek yang sebanding. Syarat lainnya adalah suami-istri mempunyai tingkat kedermawanan yang sebanding. Mempunyai sila yang sebanding sehingga memiliki kebijaksanaan yang sebanding juga.

Dalam prakteknya, masa pacaran sangat memegang peranan penting. Celakanya banyak orang yang membungkus kepribadian begitu bagus saat masa pacaran, menutupi kepribadian yang asli. Kalau penutupan itu bisa berlangsung seumur hidup itu bagus sekali, dengan kata lain setelah berpacaran dengan pria/gadis idaman kepribadiannya berubah menjadi bagus terus. Jangan sampai terjadi pribadi yang jelek baru muncul setelah pernikahan.

Banyak orang tua, karena merasa malu mempunyai anak yang sudah berumur kepala tiga tetapi belum menikah sibuk mencari pasangan untuk anaknya. Hal ini baik sepanjang ikut melibatkan anaknya karena biar bagaimanapun juga kehidupan rumah tangga yang akan dijalani adalah milik anaknya tersebut. mempunyai anak yang sudah berumur namun belum menikah dapat menjadi ganjalan bagi kebanyakan orang tua.

Apakah tidak menikah itu salah? Menikah atau tidak menikah merupakan pilihan hidup, bukan masalah benar atau salah. Menikah mepunyai sisi kebahagiaan dan penderitaan sendiri demikian juga hidup membujang/selibat juga mempunyai sisi kebahagiaan dan penderitaan dengan bentuk lain lagi.

Jadi masa pacaran merupakan masa persiapan pernikahan yang amat penting namun sering dilupakan orang. Biasanya pasangan yang akan menikah malah berkonsentrasi pada pesta pernikahan, yang sesungguhnya hal itu cuma cara memproklamirkan pasangan hidup kepada khalayak ramai.

Romo Rudy Arijanto mengatakan jangan menikah dahulu sebelum dapat membuat calon pasangan hidup marah. Karena lewat kemarahan itu lah biasanya sifat asli bermunculan. Jangan sampai saat berpacaran dilewati dengan saat indah semanis madu namun saat menikah terjadilah perang dunia. Lempar-lemparan piring atau yang lebih gawat lagi, tangan melayang. Makanya kenali kelakuan calon pasangan kita saat marah.

Ada orang mempunyai pendapat bahwa menikah adalah peristiwa perjudian paling besar dalam hidup seseorang. Mungkin ada benarnya juga karena masa pacaran yang dilakukan dengan baik dan benar juga bukan jaminan 100% akan hidup bahagia dalam bahtera keluarga. Namun seperti juga pemain judi yang berusaha menata kartunya agar menang, demikian juga calon perumahtangga menata masa pacaran mereka sebagai persiapan pernikahan agar kelak kehidupan rumah tangga mereka mempunyai resiko kegagalan yang kecil sekali.

Bagaimana jika berat jodoh atau mempunyai mertua yang susah diatur? Silakan simak ceramah Dhamma dari Romo Rudy Arijanto selengkapnya dengan meng ‘klik’ link Ceramah Dhamma tsb. dibawah ini.

Semoga bermanfaat. Selamat menata persiapan pernikahannya buat anda yang sedang berpacaran. Semoga Sukses dan Bahagia. Salam Sejahtera


** Submitted by : Untung




Tidak ada komentar:

Posting Komentar