Rabu, Juni 12, 2013

12,13,14. Sammavaca, Sammakammanta, Samma-ajiva (Perkataan Benar, Perbuatan Benar, Penghidupan Benar)

12,13,14. SAMMAVACA, SAMMAKAMMANTA, SAMMA-AJIVA
Perkataan Benar, Perbuatan Benar, Penghidupan Benar

Ketika kita mempelajari tiga virati cetasika, pertama-tama kita harus mempunyai pengetahuan tentang dasa-duccarita (sepuluh perbuatan buruk).

Sepuluh duccarita dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu yang berhubungan dengan mata pencaharian dan yang tidak. Contohnya : membunuh karena merampok, membunuh seseorang karena ia dibayar untuk melakukan pembunuhan, mencari penghasilan sebagai pemburu atau penangkap ikan, dan sebagainya adalah perbuatan buruk yang berkaitan dengan mata pencaharian. Mengambil nyawa karena dilandasi kebencian dan kemarahan adalah perbuatan buruk (duccarita) yang tidak terkait dengan mata pencaharian. Demikianlah, perbuatan buruk lainnya juga dapat dikelompokkan menjadi dua bagian.

Tampil sebagai saksi palsu di pengadilan, membela ketidakadilan, mencari nafkah dengan membual, dan sebagainya adalah perbuatan buruk yang berkaitan dengan penghidupan. Ucapan palsu, kekasaran mulut, membuat pernyataan palsu, dan sebagainya, tanpa pengharapan untuk menerima apa pun adalah vaci-duccarita, yang tidak berkaitan dengan pencaharian.

Penghindaran (Virati)
Penghindaran diri dari kaya-duccarita (perbuatan buruk melalui tubuh) dan vaci-duccarita (perbuatan buruk melalui ucapoan disebut virati. Jika Anda menghindar dari berkata tidak benar meskipun mempunyai kesempatan untuk berbohong, Anda telah melaksanakan sammavaca-virati, jika tidak berhubungan dengan mata pencaharian, tetapi jika berhubungan dengan mata pencaharian disebut samma-ajiva-virati.

Menghindar dari melakukan pembunuhan meskipun berkesempatan untuk melakukan pembunuhan adalah sammakammanta-virati jika tidak berhubungan dengan mata pencaharian, tetapi jika berhubungan dengan pencaharian disebut samma-ajiva-virati.

Perbuatan Baik yang Tidak Tergolong Virati
Dalam kehidupan masih ada perbuatan baik yang tidak tergolong dalam penghindaran yang disebut diatas. Perbuatan itu adalah kusala (perbuatan baik) yang tidak berkaitan dengan ketiga virati cetasika. Misalnya saja perkataan baik tanpa penghindaran diri, menguncarkan ayat Pali sebagai pengingat untuk menjalankan moralitas (sila) seperti “ Panatipata veramani sikkhapadam sammadiyami” dapat disebut samma-vaca (perkataan benar). Perbuatan tersebut membentuk cetana yang bermanfaat. Memberikan derma makanan, menghormat Buddha, mendengarkan Dhamma, dan sebagainya, tanpa alasan untuk penghindaran diri disebut sammakammanta (perbuatan baik). Perbuatan baik sedemikian adalah cetana yang bermanfaat. Pekerjaan tradisional, seperti perdagangan dan perniagaan, tanpa alasan untuk penghindaran diri disebut samma-ajiva (penghidupan benar). Selama tidak ada alasan penghindaran diri, ucapan benar dan sebagainya tidak dapat disebut sebagai virati cetasika, tetapi kusala cetana.

Virati Dalam Tiga Perbuatan.
Ada tiga aspek dari ketiga virati di atas. Ketiga aspek tersebut adalah samadana-virati, sampatta-virati, dan samuccheda-virati. Aspek pertama adalah samadana-virati, yaitu penghindaran diri dengan menjalankan sila. Jika Anda mempunyai kesempatan untuk membunuh seekor lembu, misalnya, tetapi Anda mengurungkan niat karena Anda melaksanakan aturan moral (sila) untuk menghindarkan diri dari pembunuhan, Anda mendapatkan kebaikan samadana-virati.

Suatu ketika ada seorang awam, setelah bertekad menjalankan sila dari seorang bhikkhu, dia pergi ke ladang untuk mencari lembunya yang hilang. Ketika menuruni sebuah bukit seekor ular besar melilit kakinya.

Ketika dia hampir saja membunuh ular itu dengan pedangnya, dia ingat bahwa dia telah menyatakan untuk menjalankan sila kepada gurunya, lalu dia mengurungkan niatnya dan tidak menyakiti ular itu. Karena kekuatan sila-nya, ular itu melepaskan lilitan dan membiarkan dia pergi. Ini adalah cerita samadana-virati, penghindaran diri dari pembunuhan karena menjalankan sila. Demikian, penghindaran diri pada saat atau setelah menjalankan sila, termasuk dalam samadana-virati (samadana = menjalankan sila, virati = penghindaran).

Penghindaran diri secara kebetulan digolongkan sebagai sampatta-virati. Contohnya , pada zaman dahulu di Sri Lanka seorang awam bernama cakkana sedang merawat ibunya yang sakit, tabib menyarankan bahwa penyakit ibunya hanya bisa disembuhkan dengan daging kelinci. Jadi dia pergi untuk menangkap seekor kelinci. Dia menangkap seekor kelinci kecil di sawah, dan ketika dia hendak membunuh kelinci tersebut tiba-tiba dia merasa kasihan kepada binatang malang itu, dia lalu melepaskannya. Sekembalinya ke rumah, dia menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya yang terbaring sakit dan mengujarkan tekad : “ Karena saya mengetahui mana perbuatan baik dan  mana perbuatan salah, saya berniat tidak akan pernah mengambil nyawa makhluk apa pun. “ Karena kemurnian dan kebulatan tekadnya, secara tiba-tiba ibunya sembuh dari penyakit yang dideritanya. Dalam kejadian ini, dia belum menjalankan sila apapun sebelumnya, tetapi saat dia menangkap seekor kelinci, welas asihnya muncul seketika dan membuat dia menghindar dari tindakan membunuh. Ini adalah contoh kasus sampatta-virati (sampatta = dari perbuatan buruk secara kebetulan, virati = penghindaran).

Penghindaran yang berkaitan dengan magga-citta (Kesadaran Jalan) disebut samuccheda-virati (penghindaran dengan jalan memangkas habis kekotoran batin yang laten), karena ketiga magga-citta dicapai, penghindaran diri pada saat itu adalah untuk memangkas habis semua kekotoran batin. (samuccheda=dengan jalan memangkas habis kekotoran batin yang laten, virati= penghindaran).

Dengan demikian, setiap dasar virati-cetasika lebih jauh dibagi menjadi tiga sub-bagian.

Kesimpulan
Demikian akhir dari bab mengenai kusala cetasika, faktor mental positif yang mempengaruhi pikiran kita. Akusala cetasika, faktor mental negatif yang mencemari pikiran telah kita bahas dalam bab sebelumnya. Sekarang kita harus pertimbangkan dalam-dalam, jenis cetasika mana, baik atau buruk, yang paling sering muncul dalam pikiran kita.

Kita telah mengetahui bahwa kusala cetasika mempunyai sekutu buruk, seperti keyakinan semu, perhatian semu, malu semu, takut semu, dan sebagainya, namun dalam akusala cetasika, Anda tidak akan menjumpai sekutu baik akusala cetasika. Jadi Anda harus menyadari bahwa baik dan buruknya keadaan pikiran berbaur satu dengan yang lain, bahkan pikiran buruk saja yang kebanyakan muncul dalam pikiran kita.

Sekarang Anda tahu bahwa pemikiran yang tidak sehat, faktor mental negatif, dan perbuatan buruk adalah penyebab lamanya kita berada dalam samsara, siklus kelahiran dan kematian. Sebagai manusia yang terberkahi dengan kecerdasan dan kebijaksanaan, jika Anda tetap membiarkan kejahatan atau perbuatan buruk melebihi perbuatan baik, Anda tidak akan mencapai Nibbana, kebahagiaan tertinggi, tidak peduli seberapa sering Anda berdoa untuk itu.

Sumber :
Abhidhamma sehari-hari Bab III. hal 113-118 _ Oleh : Ashin Janakabhivamsa.


-oOo-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar