KISAH MAHAKACCAYANA
THERA
Dhammapada VII: 94
Pada saat bulan purnama, yang juga merupakan akhir
masa vassa, Sakka bersama sejumlah besar dewa datang untuk memberikan
penghormatan kepada Sang Buddha, yang pada saat itu tinggal di Pubbarama,
sebuah vihara yang dibangun oleh Visakha. Waktu itu Sang Buddha disertai oleh
murid-murid utama dan semua bhikkhu-bhikkhu senior.
Mahakaccayana Thera yang bervassa di Avanti, belum
tiba dan tempat duduk untuk beliau masih kosong. Sakka memberi hormat kepada
Sang Buddha dengan bunga, dupa, dan wangi-wangian. Pada saat Sakka melihat
tempat duduk yang masih kosong, ia mengumumkan agar Mahakaccayana Thera dapat
datang segera sehingga ia dapat menyembah kepadanya. Seketika Mahakaccayana
Thera datang; Sakka sangat senang dan dengan tidak sabar mempersembahkan bunga,
dupa, dan wangi-wangian.
Para bhikkhu terpesona oleh Sakka yang menunjukkan
kesetiaannya kepada Mahakaccayana, tetapi beberapa bhikkhu berpikir bahwa Sakka
hanya menyukai Mahakaccayana.
Kepada mereka Sang Buddha berkata, "Seseorang
yang dapat mengendalikan indrianya dicintai oleh para dewa dan manusia".
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair
94 berikut:
Ia yang telah menaklukkan dirinya
bagaikan seorang kusir mengendalikan
kudanya,
yang telah bebas dari kesombongan dan
kekotoran batin;
maka para dewa pun akan mengasihi orang
suci seperti ini.
]
Sumber:
Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah
Dhammapada, Bhikkhu Jotidhammo (editor),
Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta,
1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar