Senin, Mei 21, 2012

Tradisi Pembakaran Kertas


TRADISI  PEMBAKARAN KERTAS

Pembakaran kertas sendiri bermula dari daratan Tiongkok dan tidak ada hubungannya dengan Buddhisme. Tradisi ini bermula dari rasa kekhawatiran masyarakat Tiongkok akan familinya yang meninggal. Bahkan tradisi ini merupakan bentuk pengalihan dari tradisi sebelumnya yaitu membakar hal-hal yang sebenarnya seperti baju famili yang meninggal sampai pada membakar seorang prajurit sebagai penjaga Kaisar yang meninggal. Karena tradisi ini dilihat terlalu kejam dan memakan biaya yang besar, maka digunakan kertas yang menyerupai benda aslinya.

Dan akhirnya tradisi ini merambat pada umat Buddha di Tiongkok. Dari rasa kekhawatiran masyarakat Tiongkok akan familinya yang meninggal, tradisi ini dialih fungsikan sebagai persembahan kepada para Buddha dan bodhisatva. Meskipun dialih fungsikan ternyata tradisi ini intinya adalah pemujaan terhadap PRIBADI bukan sifat kebuddhaan. Beberapa umat Buddha tradisional bahkan masih menganggap dengan melakukan tradisi ini akan mendapatkan balasan secara langsung dari para Buddha maupun bodhisatva, bahkan mengharapkan balasan yang lebih banyak/besar jumlahnya dari yang ia bakar.

ANDAIKATA para Buddha yang sudah parinirvana itu bisa menerima kertas yang dibakar, pertanyaannya : “Untuk apa uang kertas itu bagi para Buddha? Jika suatu bentuk persembahan, bakti mengapa tidak berbentuk buah saja sehingga para Buddha bisa langsung memakannya?”.

Mengikuti tradisi setempat tidaklah dilarang dalam Buddhisme selama tidak bersifat negatif. Dan sebagai umat Buddha kita harus mengetahui dan meluruskan bahwa TRADISI INI BUKAN AJARAN BUDDHISME. Sehingga di masa depan generasi kita tidak dibingungkan oleh tradisi yang dianggap sebagai ajaran Buddhisme.

Sumber : Internet


Tidak ada komentar:

Posting Komentar