BENCANA
BESAR AKIBAT SALAH MENGADILI
(Epochtimes.co.id) - Menurut
Kitab Han, buku sejarah klasik Tiongkok
2200 tahun yang lalu, ada seorang hakim bernama Senior Yu yang sangat
terkenal akan keadilan dan kebijaksanaannya.
Pada masa pemerintahan Kaisar
Xuan dari Dinasti Han, orang membangun sebuah tugu penghargaan untuk Senior Yu
semasa dia masih hidup.
Senior Yu menjabat kepala penjara
kota juga merangkap seorang hakim daerah. Dia suka berterus terang dan
bertindak adil saat menjalankan tugas.
Semua keputusan diserahkan kepada pengadilan, semua pelaporan kasus ditulis
oleh Senior Yu setelah diyakininya sebagai penilaian yang paling tepat dan
seimbang. Dan sering kali pihak terpidana pun akan setuju kalau hukuman Senior
Yu adalah adil.
Pada saat itu, di kota Timur
Laut, ada seorang wanita yang baik dan berbakti bernama Zhou Qing. Dia
sungguh-sungguh penuh perhatian dalam merawat mertuanya, yang memang sudah
menjadi tradisi bangsa Tionghoa pada saat itu Ibu mertuanya berkata,
"menantuku bekerja sangat keras untuk merawatku! Aku sudah sangat tua.
Kenapa aku menyayangi hidupku yang sudah tak lama di dunia ini lagi dan
membebani generasi muda?" Wanita tua itu kemudian akhirnya melakukan bunuh
diri dengan gantung diri.
Seorang putri tertua dari ibu
mertua yang meninggal tersebut mendatangi rumahnya dan
menuduh Zhou Qing telah membunuh ibunya. Dia mengajukan tuntutannya pada
Kantor Gubernur Kota. Dan pemerintah kemudian menangkap menantu yang hati baik
itu dan menyiksanya. Dia dipaksa mengakui kejahatan yang telah dilakukannya.
Setelah mendengar kasus tersebut,
Senior Yu menasehati gubenur, "Wanita ini telah merawat ibu mertuanya
selama lebih dari 10 tahun dan kesetiaannya telah dikenal di daerah ini. Saya
tidak percaya dia telah membunuh ibu mertuanya." Namun Gubernur menolak
nasehat Senior Yu, dan memaksa untuk menghukum mati Zhou Qing. Setelah berbagai
usaha untuk merubah pikiran Gubernur tersebut, Senior Yu menjadi patah
semangatnya.
Menurut kepercayaan Tiongkok,
ketika orang tak bersalah dibunuh, bencana akan melanda kota tempat tinggal
korban. Setelah Zhou Qing dihukum mati, kota Timur Laut dilanda kekeringan selama 3 tahun berkelanjutan.
Gubernur dinyatakan bersalah dan dicopot dari kedudukannya.
Ketika Gubernur baru mulai
bertugas, dia bertanya kepada Senior Yu, "Bagaimana bisa, hujan tidak
turun selama 3 tahun?" Senior Yu menjawab, "Anak mertua yang setia
tidak seharusnya mati. Dia telah salah dihukum mati oleh mantan Gubernur.
Kekacauan dan bencana terjadi karena salah membunuh orang."
Gubernur baru segera pergi ke
makam Zhou Qing untuk menghormatinya secara langsung. Gubernur baru
mendirikan patung kehormatan atas
integritas semasa hidup Zhou Qing. Hujan segera turun dan memperoleh panen
besar tahun itu. (The Epoch Times/vin)
-oOo-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar