Selasa, September 13, 2011

Kemarahan


KEMARAHAN

Oleh : Tanhadi

Marah itu banyak macamnya, dari yang cuma cemberut sampai yang sampai membunuh orang.  Api kemarahan memang tidak tampak wujudnya dari luar, tapi ia bisa membakar seluruh kebajikan, kebijaksanaan hati/pikiran, kehormatan diri dan kesabaran seseorang.

Kemarahan bisa membuat seseorang berbuat kejahatan walaupun  pada dasarnya orang tsb. adalah orang yang halus budi dan bahasanya ..., ia bisa membunuh siapapun orang yang menjadi lawannya, bahkan bisa membunuh dirinya sendiri.

Kemarahan itu timbul pasti ada penyebabnya, untuk itulah kita harus cepat menganalisa dan meredamnya sedini mungkin agar tidak menjadi api yang berkobar-kobar yang siap membakar siapapun lawan kita itu.

Dalam Dhananjani Sutta (15/626), Sang Buddha menyatakan ciri-ciri kemarahan, mempunyai akar bagaikan racun yang berbisa dan puncaknya bagaikan madu yang manis.

Seseorang yang sedang marah besar akan melakukan apapun untuk melampiaskan kemarahannya itu, dan setelah puas marah-marah...hati dan pikirannya  akan terasa  lega..., kepalanya jadi dingin..., Itulah sebabnya dikatakan mempunyai puncak bagaikan madu yang manis....

Apa sajakah yang bisa menyebabkan kita marah ? didalam Aghatavatthu Sutta (24/79) disebutkan :

1.    Marah, karena kita pernah dirugikan orang lain.
2.    Marah, karena kita sedang dirugikan orang lain.
3.    Marah, karena kita akan dirugikan orang lain.
4.    Marah, karena seseorang yang kita sayangi pernah dirugikan orang lain.
5.    Marah, karena seseorang yang kita sayangi sedang dirugikan orang lain.
6.    Marah, karena seseorang yang kita sayangi akan dirugikan orang lain.
7.    Marah, karena orang yang tidak kita sukai pernah dibantu orang lain.
8.    Marah, karena orang yang tidak kita sukai sedang dibantu oranglain.
9.    Marah, karena orang yang tidak kita sukai akan dibantu orang lain.
10. Marah, yang seolah-olah tanpa sebab. Misalnya, pada batu kecil yang kita tendang dengan tidak sengaja saat sedang berjalan, juga marah pada diri sendiri.

Di dalam kitab Tipitaka Mahanidessa Khuddaka Nikaya 29/348, dijelaskan bahwa kemarahan terdiri dari beberapa tingkat. Kemarahan yang:

1.    Hanya membuat pikiran keruh, tapi belum sampai membuat muka cemberut.
2.    Membuat muka cemberut, tapi belum membuat badan gemetar.
3.    Membuat badan gemetar tapi, belum membuat mulut mengeluarkan cacian dan umpatan.
4.    Membuat mulut mengeluarkan cacian (ucapan kasar), tapi belum menengok kesana kemari (untuk mencari alat pemukul/senjata).
5.    Membuat kepala menengok kesana kemari, tapi belum mengambil alat pemukul/senjata.
6.    Telah mengambil senjata, tapi belum mempergunakannya, hanya mengancam.
7.    Telah mengancam, tapi belum memukul orang lain.
8.    Telah memukul, tapi belum melukai orang lain.
9.    Telah melukai orang lain, tapi belum membuat patah tulang.
10. Telah membuat patah tulang orang lain, tapi belum terlepas dari tubuh.
11. Telah membuat anggota badan orang lain terlepas dari tubuh, tapi belum sampai mati.
12. Telah membunuh orang lain, tapi belum membunuh diri sendiri.

Maka, bila ia telah membunuh dirinya sendiri, berarti kemarahannya telah mencapai puncak dan membuat pikirannya gelap sama sekali.

Masih ingin memelihara dan berternak Kemarahan ?
Semua kembali kepada diri kita masing-masing, dan sejauh mana kita tekun berlatih untuk mengendalikan kemarahan ini dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga bermanfaat bagi kemajuan batin kita masing-masing.


Salam Metta,


Sabbe satta bhavantu sukhitatta
Semoga semua makhluk berbahagia

]˜



Tidak ada komentar:

Posting Komentar