Senin, September 19, 2011

Takut pada kerangka?


TAKUT PADA KERANGKA ?
Oleh : Venerable Ajahn Chah


Di Wat Ba Pong kami mempunyai tubuh yang bukan perempuan ataupun bukan lelaki, berupa kerangka yang tergantung di ruang utama. Melihat kerangka itu kalian tidak akan mendapatkan bayangan tentang jenis kelaminnya, orang saling bertanya tentang jenis kelaminnya dan mereka tidak mendapatkan jawabannya. Yang dapat mereka lakukan hanyalah menatapnya, hanyalah kerangka, semua kulit dan daging sudah tidak ada. Beberapa orang pergi ke Wat Ba Pong, memasuki ruang utama, melihat kerangka itu... dan segera saja berlari keluar, kembali secepatnya! Mereka tidak tahan melihatnya, mereka ketakutan, takut akan kerangka itu.

Saya membayangkan orang-orang tersebut pasti belum pernah melihat diri mereka sendiri. Takut akan kerangka? Mereka tidak pernah merefleksikan nilai dari kerangka. Untuk bisa sampai ke Vihara mereka harus berjalan kaki atau naik mobil... jika mereka tidak mempunyai tulang bagaimana mereka akan bisa berjalan? Kenyataannya mereka dapat sampai ke Wat Ba Pong, memasuki ruang utama, melihat
kerangka dan lari terbirit-birit keluar.

Mereka belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya, mereka dilahirkan bersama kerangka tetapi belum pernah melihatnya. Adalah suatu keberuntungan bila mereka dapat melihatnya sekarang, bahkan orang-orang tuapun ketakutan melihat kerangka...sebenarnya, apa sih yang diributkan? Ini menunjukkan ketidaktahuan seseorang pada dirinya sendiri. Mungkin setelah itu mereka pulang ke rumah masing-masing dan masih tidak dapat tidur untuk beberapa hari... akan tetapi sebenarnya mereka tidur dengan sebuah kerangka! Mereka berpakaian bersamanya, makan bersamanya, melakukan segala macam aktivitas dengannya... tetapi mereka takut.

Ini menunjukkan betapa asingnya seseorang terhadap dirinya sendiri. Betapa menyedihkan! Mereka selalu mengamati keluar; pada pepohonan, pada orang lain, pada obyek-obyek external, mengomentari “yang ini terlalu besar”, “yang itu kecil”, “itu pendek”, “itu panjang”. Mereka begitu sibuknya sampai-sampai mereka tidak pernah melihat pada dirinya sendiri. Secara jujur, manusia itu menyedihkan, mereka tidak mempunyai tempat berlindung.


Sumber buku : Mengapa kita disini ?


Salam Metta,

Sabbe satta bhavantu sukhitatta
Semoga semua makhluk berbahagia

]˜

Tidak ada komentar:

Posting Komentar