Sabtu, September 17, 2011

Kesederhanaan


KESEDERHANAAN
Oleh : Venerable Ajahn Chah

Tiga titik dasar latihan yang harus di kerjakan adalah pengendalian indera, yaitu berarti terjaga agar tidak terseret dan tidak melekat kepada sensasi-sensasi; secukupnya di dalam makan; dan keterjagaan/selalu sadar.

Pengendalian Indera.
Kita dapat dengan mudah mengenali ketidakwajaran fisik, misalnya kebutaan, ketulian, pincang, dan sebagainya, tetapi ketidakwajaran dari batin adalah hal yang berbeda. Ketika anda mulai bermeditasi, anda akan melihat hal-hal secara berbeda. Anda akan mampu melihat penyimpangan-penyimpangan batin yang dulunya tampak wajar, dan anda dapat melihat bahaya dimana anda dulu tidak melihatnya. Ini menimbulkan pengendalian indera. Anda menjadi peka, seperti seseorang yang memasuki hutan dan menjadi waspada terhadap binatang-binatang buas yang berkeliaran, duri-duri yang ada, dan sebagainya. Seseorang dengan luka bernanah akan lebih awas terhadap bahaya yang mungkin di timbulkan oleh lalat dan ngengat. Bagi orang yang bermeditasi, bentuk gangguan yang berbahaya adalah obyek-obyek indera. Karena itu, pengendalian indera menjadi perlu, sebenarnya, ini adalah jenis sila yang tertinggi.

Secukupnya di dalam makan.
Adalah mudah untuk berpuasa, lebih sulit makan sedikit atau makan dengan secukupnya sebagai suatu latihan meditasi. Daripada sering-sering berpuasa, belajarlah untuk makan dengan penuh kesadaran dan kepekaan terhadap kebutuhan-kebutuhanmu, belajar untuk membedakan kebutuhan dari keinginan.

Memaksa diri seperti ini bukanlah menyiksa diri. Melakukan tidak tidur atau tidak makan mungkin tampak ekstrim pada suatu saat, tapi ini dapat bernilai. Kita harus rela menolak kemalasan dan noda-noda batin, untuk mengaduk naik dan mengamati mereka. Sekali hal ini dimengerti, latihan-latihan semacam itu sudah tidak diperlukan lagi. Itulah sebabnya kita harus makan, tidur dan berbicara yang sedikit. Dengan tujuan untuk melawan nafsu keinginan kita dan membuat mereka menampakkan diri mereka.

Keterjagaan.
Untuk memperoleh kewaspadaan, daya upaya selalu dibutuhkan secara berkesinambungan, tidak hanya saat anda merasa rajin. Bahkan jika anda bermeditasi semalaman, itu bukan latihan yang benar jika pada kesempatan lain anda masih mengikuti kemalasan anda. Teruslah mengamati batin seperti orangtua yang mengawasi anaknya. Lindungilah dari kebodohan mereka sendiri, ajarilah ia apa yang benar.

Adalah tidak benar untuk berpikir bahwa pada saat-saat tertentu anda tidak mempunyai waktu untuk bermeditasi. Anda harus terus-menerus membuat usaha untuk memahami dirimu sendiri, ini sama pentingnya seperti bernafas, yang akan terus berlangsung pada semua keadaan. Jika anda tidak menyukai beberapa aktivitas tertentu, seperti chanting ( membaca paritta ) atau bekerja, dan melepaskan mereka sebagai suatu keadaan meditasi, anda tidak akan pernah bisa belajar menjadi sadar


Sumber Buku : "Telaga Hutan Yang Hening".


Salam Metta,

Sabbe satta bhavantu sukhitatta
Semoga semua makhluk berbahagia

]˜

Tidak ada komentar:

Posting Komentar