ANAK
LAKI-LAKI MENJUAL DIRINYA DEMI PERSEMBAHAN
Demikian yang telah saya dengar pada suatu ketika: Buddha
berdiam di kota Sravasti, biara Jetavana di Taman Anathapindika. Di negara itu,
tedapat seorang anak laki-laki yang tampan dan menarik terlahirkan dalam sebuah
rumah tangga. Anak ini mulai dapat berbicara pada usia yang sangat muda dan
pada saat tertentu menanyakan kepada orang tuanya apakah Buddha pada saat ini
berdiam di dunia ini. Ketika diberitahu bahwa Buddha ada, anak itu bertanya:
"Apakah Sariputra, Ananda dan lain-lainnya masih hidup?" Orang tuanya
menjawab mereka masih hidup dan berpikir: "Karena anak kami telah dapat
berbicara sejak lahir, dia pasti bukan hanya bocah biasa."
Dengan bingung mereka pada suatu hari mengunjungi Buddha dan
bertanya mengenai hal ini. Ketika diberitahu bahwa anak ini normal dengan
tanda-tanda lelaki yang biasa, mereka mempercayai nasihat Buddha dan sangat
bahagia. Setibanya di rumah, anak itu berkata: "Ayah dan ibu, kita harus
mengundang Buddha dan Sangha." Orang tuanya menjawab: "Anakku, kita
tidak mempunyai makanan maupun kebutuhan lain yang dapat dipersembahkan,
bagaimana kita bisa mengundang Buddha dan Sangha?" '
Anak itu berkata: Kalian bersihkan rumah ini dan percikkan
dengan air dan siapkan tempat duduk yang tinggi. Makanan akan disediakan. Ibuku
dari kehidupan sebelumnya sekarang tinggal di Benares dan dia juga harus diundang.
"Menuruti permintaan anaknya, orang tua itu mengirim pesan untuk
mengundang mantan ibunya. Anak itu berkata: "Buddha duduk di salah satu
tempat duduk yang tinggi, ibuku dari kehidupan sebelumnya di tempatkan di
tempat tinggi yang lain, dan ibuku yang melahirkanku pada kehidupan ini duduk
di tempat tinggi yang lainnya."
Ketika Buddha dan Sangha tiba dan Buddha duduk di tempat
yang tinggi dan makanan telah tersedia, dan Buddha dan yang lainnya telah
makan, Buddha mengajarkan Dharma kepada anak itu, dan dia , ayahnya, dan kedua
ibunya berbahagia dan semuanya mencapai Sotapanna. Ketika anak itu telah cukup
usia, dia menjadi seorang bhiksu dan menjalani hidup dalam Dharma, menjadi
seorang arahat.
Ananda bertanya kepada Buddha: "Bhagava, Apa perbuatan
baik yang pernah dilakukan sehingga bhiksu ini lahir dalam keadaan baik, sudah
dapat berbicara pada usia muda dan menjadi seorang bhiksu, dapat dengan cepat
menguasai kekuatan yang menakjubkan?"
Bhagava menjawab: "Ananda, pada kehidupan sebelumnya,
bhiksu ini adalah anak dari salah seorang pangeran di Benares yang melarat.
Ketika berjumpa Buddha yang sedang menetap di dunia dan tidak mempunyai apapun
untuk dijadikan persembahkan, dia menjadi sangat sedih dan walaupun berasal
dari kasta yang tinggi, dia bekerja sebagai buruh dan dalam setahun
mengumpulkan seribu uang emas. Seorang pangeran dari kasta yang lebih tinggi
bertanya: 'Anakku, apakah kamu mempersiapkan pernikahan?' Pemuda berkata dia
tidak sedang mempersiapkan pernikahan. Pangeran itu bertanya: 'Lalu apa yang
akan kamu lakukan dengan semua emasmu.
Lalu anak itu menjawab: "Saya bermaksud untuk menyiapkan persembahan
makanan dan mengundang Buddha dan Sangha."
Sang pangeran kemudian berkata: "Jika kamu bermaksud
untuk mengundang Buddha dan Sangha, saya sendiri akan menyediakan makanan dan
semua keperluan lainnya dengan emas dan kamu boleh mengundang mereka ke
rumahku. "Anak itu menyetujuinya. Selanjutnya pangeran menyiapkan makanan
dan keperluannya dan mengundang Buddha dan Sangha, menghormati mereka dan
memberikan persembahan kepada mereka.
Ketika dia meninggal dia dilahirkan sebagai anak dari
pangeran, mengundang Buddha dan Sangha, dan setelah mendengarkan Dharma, dia
mencapai pembebasan. Anak lelaki ini, Ananda adalah bhiksu barusan, anak dari
perumah tangga."
Setelah Buddha berkata demikian, yang berkumpul percaya dan
berbahagia.
Sumber:
Sutra of the Wise and
the Foolish [mdo mdzangs blun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar