Selasa, Juli 03, 2012

Anak Laki-Laki Menjual Dirinya Demi Persembahan


ANAK LAKI-LAKI MENJUAL DIRINYA DEMI PERSEMBAHAN


Demikian yang telah saya dengar pada suatu ketika: Buddha berdiam di kota Sravasti, biara Jetavana di Taman Anathapindika. Di negara itu, tedapat seorang anak laki-laki yang tampan dan menarik terlahirkan dalam sebuah rumah tangga. Anak ini mulai dapat berbicara pada usia yang sangat muda dan pada saat tertentu menanyakan kepada orang tuanya apakah Buddha pada saat ini berdiam di dunia ini. Ketika diberitahu bahwa Buddha ada, anak itu bertanya: "Apakah Sariputra, Ananda dan lain-lainnya masih hidup?" Orang tuanya menjawab mereka masih hidup dan berpikir: "Karena anak kami telah dapat berbicara sejak lahir, dia pasti bukan hanya bocah biasa."

Dengan bingung mereka pada suatu hari mengunjungi Buddha dan bertanya mengenai hal ini. Ketika diberitahu bahwa anak ini normal dengan tanda-tanda lelaki yang biasa, mereka mempercayai nasihat Buddha dan sangat bahagia. Setibanya di rumah, anak itu berkata: "Ayah dan ibu, kita harus mengundang Buddha dan Sangha." Orang tuanya menjawab: "Anakku, kita tidak mempunyai makanan maupun kebutuhan lain yang dapat dipersembahkan, bagaimana kita bisa mengundang Buddha dan Sangha?" '

Anak itu berkata: Kalian bersihkan rumah ini dan percikkan dengan air dan siapkan tempat duduk yang tinggi. Makanan akan disediakan. Ibuku dari kehidupan sebelumnya sekarang tinggal di Benares dan dia juga harus diundang. "Menuruti permintaan anaknya, orang tua itu mengirim pesan untuk mengundang mantan ibunya. Anak itu berkata: "Buddha duduk di salah satu tempat duduk yang tinggi, ibuku dari kehidupan sebelumnya di tempatkan di tempat tinggi yang lain, dan ibuku yang melahirkanku pada kehidupan ini duduk di tempat tinggi yang lainnya."

Ketika Buddha dan Sangha tiba dan Buddha duduk di tempat yang tinggi dan makanan telah tersedia, dan Buddha dan yang lainnya telah makan, Buddha mengajarkan Dharma kepada anak itu, dan dia , ayahnya, dan kedua ibunya berbahagia dan semuanya mencapai Sotapanna. Ketika anak itu telah cukup usia, dia menjadi seorang bhiksu dan menjalani hidup dalam Dharma, menjadi seorang arahat.

Ananda bertanya kepada Buddha: "Bhagava, Apa perbuatan baik yang pernah dilakukan sehingga bhiksu ini lahir dalam keadaan baik, sudah dapat berbicara pada usia muda dan menjadi seorang bhiksu, dapat dengan cepat menguasai kekuatan yang menakjubkan?"

Bhagava menjawab: "Ananda, pada kehidupan sebelumnya, bhiksu ini adalah anak dari salah seorang pangeran di Benares yang melarat. Ketika berjumpa Buddha yang sedang menetap di dunia dan tidak mempunyai apapun untuk dijadikan persembahkan, dia menjadi sangat sedih dan walaupun berasal dari kasta yang tinggi, dia bekerja sebagai buruh dan dalam setahun mengumpulkan seribu uang emas. Seorang pangeran dari kasta yang lebih tinggi bertanya: 'Anakku, apakah kamu mempersiapkan pernikahan?' Pemuda berkata dia tidak sedang mempersiapkan pernikahan. Pangeran itu bertanya: 'Lalu apa yang akan kamu lakukan dengan  semua emasmu. Lalu anak itu menjawab: "Saya bermaksud untuk menyiapkan persembahan makanan dan mengundang Buddha dan Sangha."

Sang pangeran kemudian berkata: "Jika kamu bermaksud untuk mengundang Buddha dan Sangha, saya sendiri akan menyediakan makanan dan semua keperluan lainnya dengan emas dan kamu boleh mengundang mereka ke rumahku. "Anak itu menyetujuinya. Selanjutnya pangeran menyiapkan makanan dan keperluannya dan mengundang Buddha dan Sangha, menghormati mereka dan memberikan persembahan kepada mereka. 

Ketika dia meninggal dia dilahirkan sebagai anak dari pangeran, mengundang Buddha dan Sangha, dan setelah mendengarkan Dharma, dia mencapai pembebasan. Anak lelaki ini, Ananda adalah bhiksu barusan, anak dari perumah tangga."  

Setelah Buddha berkata demikian, yang berkumpul percaya dan berbahagia.


Sumber:
Sutra of the Wise and the Foolish [mdo mdzangs blun]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar