SIGALOVADA
SUTTA ( 2 )
(Kotbah kepada pemuda Sigala)
Peraturan kedisiplinan umat awam
Lanjutan .......
“Dan
bagaimana, pemuda perumah tangga, seorang siswa Ariya menyelimuti enam arah?
yang berikut ini harus dipandang sebagai enam arah: orang tua harus dipandang
sebagai arah Timur, para guru sebagai arah Selatan, istri dan anak‐anak sebagai arah Barat, teman‐teman dan kolega‐kolega sebagai arah Utara;
pelayan‐pelayan dan karyawan‐karyawan sebagai arah Bawah,
guru‐guru agama dan brahmana‐brahmana
sebagai arah Atas.
Dalam
lima cara, pemuda perumah tangga, seorang anak harus memperlakukan orang tuanya
sebagai arah Timur:
- dahulu aku dirawat oleh
mereka, sekarang aku akan merawat mereka,
- aku akan melakukan
kewajiban‐kewajiban
mereka,
- aku akan menjaga tradisi
keluarga,
- aku akan menjadikan diriku
pantas untuk menerima warisanku,
- lebih jauh lagi, aku akan
melakukan persembahan makanan sebagai bentuk pelimpahan jasa kepada sanak
keluargaku yang telah meninggal dunia.
Dalam
lima cara, pemuda perumah tangga, orang tua yang sedemikian diperlakukan
sebagai arah Timur oleh anak‐anaknya, menunjukkan belas
kasih mereka:
- mereka mencegahnya berbuat
jahat,
- mereka mendorongnya berbuat
baik,
- mereka melatihnya dalam
suatu keahlian,
- mereka mengatur pernikahan
yang cocok,
- dan pada waktu yang tepat,
mereka menyerahkan warisan kepadanya.
Dalam lima cara inilah anak‐anak memperlakukan orang tuanya sebagai arah Timur dan
orang tua menunjukkan belas kasih mereka kepada anak‐anaknya. Demikianlah arah Timur ini dilindungi oleh mereka
dan dibuat aman dan terjamin.
Dalam
lima cara, pemuda perumah tangga, seorang siswa harus memperlakukan seorang
guru sebagai arah Selatan:
- dengan bangkit dari tempat
duduk dan memberi hormat,
- dengan melayani dirinya,
- dengan bersemangat untuk
belajar,
- dengan pelayanan khusus,
- dengan memberikan
perhatian penuh sewaktu menerima ajaran.
Dalam
lima cara, pemuda perumah tangga, guru‐guru yang sedemikian
diperlakukan sebagai arah Selatan oleh siswa‐siswanya, menunjukkan belas kasih mereka:
- mereka melatihnya dalam
disiplin terbaik,
- mereka membuatnya menguasai
apa yang telah diajarkan,
- mereka mengajarnya dalam
berbagai seni dan ilmu,
- mereka memperkenalkan
dirinya kepada teman‐temannya
dan kolega‐koleganya,
- mereka menjaga
keselamatannya di setiap tempat.
Guru‐guru yang
sedemikian diperlakukan sebagai arah Selatan oleh siswa‐siswanya, menunjukkan belas kasih mereka kepada siswa‐siswanya dalam lima cara ini. Demikianlah arah Selatan
ini dilindungi oleh mereka dan dibuat aman dan terjamin.
Dalam
lima cara, pemuda perumah tangga, seorang istri sebagai arah Barat harus
diperlakukan oleh suaminya:
- dengan bersikap sopan
santun terhadapnya,
- dengan tidak merendahkan
dirinya,
- dengan bersikap setia
kepadanya,
- dengan menyerahkan
kekuasaan rumah tangga kepadanya,
- dengan memberinya
perhiasan.
Istri
yang sedemikian diperlakukan sebagai arah Barat oleh suaminya,
menunjukkan belas kasih kepada suaminya dalam lima cara:
- ia menjalankan kewajiban‐kewajibannya dengan
baik,
- ia ramah terhadap sanak‐keluarga dan
pelayannya, [10]
- ia bersikap setia,
- ia melindungi apa yang
dibawa suaminya,
- ia cakap dan rajin dalam
melaksanakan kewajiban‐kewajibannya.
Dalam lima cara ini seorang istri
menunjukkan belas kasih kepada suaminya yang memperlakukan dirinya sebagai arah
Barat. Demikianlah arah Barat dilindungi
oleh dirinya dan dibuat aman dan terjamin.
Dalam
lima cara, pemuda perumah tangga, seorang perumah tangga harus memperlakukan
teman-teman dan kolega‐koleganya sebagai arah Utara:
- dengan kemurahan hati,
- dengan perkataan yang
sopan,
- dengan memberikan bantuan,
- dengan kejujuran,
- dengan ketulusan hati.
Teman‐teman dan kolega‐kolega yang sedemikian
diperlakukan sebagai arah Utara oleh perumah tangga, menunjukkan belas
kasih mereka kepadanya dalam lima cara:
- mereka melindunginya
sewaktu ia lengah,
- mereka melindungi harta
miliknya sewaktu ia lengah,
- mereka menjadi pelindung
sewaktu ia berada dalam bahaya,
- mereka tidak akan
meninggalkannya sewaktu ia sedang dalam kesulitan,
- mereka menunjukkan rasa
hormat pada keluarganya.
Teman‐teman dan kolega‐kolega yang sedemikian diperlakukan sebagai arah Utara oleh
perumah tangga menunjukkan belas kasih mereka kepadanya dalam lima cara ini.
Demikianlah arah Utara dilindungi oleh dirinya dan dibuat aman dan
terjamin.
Dalam
lima cara seorang majikan harus memperlakukan pelayan‐pelayan dan karyawan‐ karyawannya sebagai arah Bawah:
- dengan memberikan pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuan mereka,
- dengan menyediakan mereka
makanan dan upah,
- dengan merawat mereka
sewaktu mereka sakit,
- dengan berbagi kepada
mereka sesuatu yang baik,
- dengan memberikan cuti pada
waktu‐waktu
tertentu.
Pelayan‐pelayan dan karyawan‐karyawan yang sedemikian
diperlakukan sebagai arah Bawah oleh majikannya, menunjukkan belas kasih mereka
kepadanya dalam lima cara:
- mereka bangun lebih awal
darinya,
- mereka tidur setelahnya,
- mereka mengambil apa yang
diberikan saja,
- mereka melakukan kewajiban‐kewajiban mereka dengan
baik,
- mereka memuji nama baik
dan ketenarannya.
Pelayan‐pelayan dan
karyawan‐karyawan yang sedemikian diperlakukan
sebagai arah Bawah,
menunjukkan belas kasih mereka
kepadanya dalam lima cara ini. Demikianlah arah Bawah dilindungi oleh
dirinya dan dibuat aman dan terjamin.
Dalam
lima cara, pemuda perumah tangga, seorang perumah tangga harus memperlakukan
para petapa dan brahmana sebagai arah Atas :
- dengan perilaku yang baik,
- dengan perkataan yang
baik,
- dengan pikiran yang baik,
- dengan menyambut mereka,
- dengan menunjang kebutuhan
materi mereka.
Para petapa
dan brahmana yang sedemikian diperlakukan sebagai arah Atas oleh seorang
perumah tangga, menunjukkan belas kasih mereka kepadanya dalam enam cara:
- mereka mencegahnya berbuat
jahat,
- mereka mendorongnya
berbuat baik,
- mereka mencintainya dengan
pikiran penuh kasih sayang,
- mereka mengajarkan apa
yang belum pernah ia dengar,
- mereka menjelaskan apa
yang pernah ia dengar,
- mereka menunjukkan jalan
ke surga.
Dalam enam cara inilah para petapa dan
brahmana menunjukkan belas kasih mereka kepada seorang perumah tangga yang
memperlakukan mereka sebagai arah Atas. Demikianlah arah Atas
dilindungi oleh dirinya dan dibuat aman dan terjamin.”
Demikianlah yang dikatakan Bhagava,
Dan ketika Guru telah berkata demikian, Beliau berkata lebih lanjut:
“Ibu
dan ayah adalah arah Timur,
Guru‐guru adalah arah Selatan,
Istri
dan anak‐anak adalah arah Barat,
Teman‐teman dan kolega‐kolega adalah arah Utara.
Pelayan‐pelayan dan karyawan‐karyawan adalah arah Bawah,
Para
petapa dan brahmana adalah arah Atas;
Ia
yang pantas menjalani kehidupan berumah tangga,
Enam
arah ini harus dia sembah.
Ia
yang bijaksana dan bermoral baik,
Lemah
lembut dan pandai,
Rendah
hati dan patuh,
Maka
ia akan memperoleh kehormatan.
Ia
yang bersemangat dan tidak bermalas‐malasan,
Tak
goyah dalam kemalangan‐kemalangan,
Tanpa
cacat dalam tingkah laku dan keahlian,
Maka
ia akan memperoleh kehormatan.
Ia
yang murah hati dan ramah,
Suka
memberi dan tidak egois,
Penasehat,
pembimbing, pemimpin,
Maka
ia akan memperoleh kehormatan.
Dermawan,
kata‐kata ramah,
Suka
membantu orang lain,
Bersikap
jujur terhadap semuanya,
Ketika
diperlukan.
Empat
cara kemenangan ini membuat dunia berputar,
Seperti
poros pada kereta yang berjalan.
Dan
bila hal‐hal demikian tidak ada di dunia,
Tiada
seorang ibu atau ayah akan menerima,
Penghormatan
dan tanda jasa dari anak‐anaknya.
Empat
cara kemenangan ini
Yang
dipuji para bijaksana dalam setiap cara,
Mereka
akan memperoleh ketenaran,
Dan
pujian yang diperoleh dengan tepat.”
Ketika Bhagava telah berkata demikian,
Sigala, pemuda perumah tangga, berkata seperti berikut:
"Luar biasa, Bhante, luar biasa!
Seperti halnya, Bhante, seseorang meluruskan kembali apa yang
terbalik, atau mengungkapkan apa yang
tersembunyi, atau menunjukkan jalan kepada orang
yang telah tersesat, atau memberikan cahaya
dalam kegelapan, agar mereka yang mempunyai
mata dapat melihat. Demikian pula,
Dhamma telah dibabarkan dalam berbagai cara oleh Bhagava.
Aku mengambil perlindungan, Bhante,
kepada Buddha, Dhamma dan Sangha. Semoga Bhagava berkenan menerima saya sebagai
seorang pengikut awam; sebagai seseorang yang telah berlindung dari sejak hari
ini sampai akhir hidup.”
(Digha Nikaya, No. 31)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar