Selasa, Juli 03, 2012

Anak Rusa Yang Pura-Pura Mati


ANAK RUSA YANG PURA-PURA MATI
(Kehadiran)


Pada suatu ketika, hidup sekumpulan rusa hutan. Di dalam kumpulan ini terdapat guru yang yang bijaksana dan dihormati, yang menunjukan kecerdikan dalam mencari cara bagi rusa. Ia mengajarkan cara dan strategi untuk bertahan hidup bagi anak-anak rusa muda.

Suatu hari, adik perempuan si Guru ini membawa anak laki-lakinya datang bertemu untuk diajarkan apa yang sangat penting bagi rusa. Ibu itu berkata, “Oh… guru yang juga saudara laki-lakiku, ini adalah anakku.” Si Guru berkata kepada anak rusa itu, “Baiklah kau bisa datang pada jam-jam ini besok untuk pelajaran pertamamu.”

Anak rusa muda itu datang mengikuti pelajaran sebagaimana seharusnya. Ketika rusa lain tidak masuk kelas dan menghabiskan waktunya sepanjang hari untuk bermain, ia tetap di kelas dan memperhatikan gurunya. Ia sungguh disukai oleh para rusa jantan dan rusa betina lainnya, tetapi ia hanya akan bermain jika tugas kelasnya selesai dikerjakan. Rasa ingin tahunya dalam belajar, membuatnya selalu datang tepat waktu dalam menghadiri pelajaran. Ia juga sabar terhadap murid-murid lainnya. Ia menghargai si Guru rusa atas pengetahuan yang dimilikinya dan merasa berterima kasih untuk kesediaannya dalam berbagi pengetahuannya.

Suatu ketika, si Anak rusa masuk ke dalam sebuah perangkap di dalam hutan dan ditangkap. Ia berteriak kesakitan. Ini membuat takut anak-anak rusa lainnya yang berlari kembali ke rombongan dan memberitahukan ibunya. Ibunya merasa ketakutan dan lari menemui saudara laki-lakinya, si Guru. Bergetar oleh ketakutan, dan dibasahi oleh air mata, dia berkata kepada si Guru, “Oh saudara laki-lakiku tercinta, apakah kau sudah mendengar kabar bahwa anakku sudah terperangkap oleh beberapa pemburu? Bagaimana aku dapat menyelamatkan hidup anakku? Apakah ia belajar dengan baik di kelasmu?”

Kakaknya berkata, “Adik perempuanku, jangan takut. Aku yakin ia akan selamat. Ia belajar dengan sungguh keras dan selalu melakukan yang terbaik. Ia tidak pernah melewatkan satu kelas pun dan selalu memperhatikan. Untuk itu, tidak perlu memiliki keraguan ataupun kesedihan di dalam hatimu. Ia tidak akan disakiti oleh manusia apa pun. Jangan khawatir. Aku yakin ia akan kembali kepadamu dan membuatmu bahagia kembali. Ia sudah belajar semua cara dan strategi yang digunakan oleh rusa untuk menipu pemburu-pemburu. Jadi sabarlah. Ia akan kembali!”

Sementara itu, si Anak rusa yang terperangkap berpikir, “Semua teman-temanku takut dan kabur. Tidak ada satu pun yang membantuku keluar dari perangkap yang mematikan ini. Sekarang aku harus menggunakan cara dan strategi yang sudah aku pelajari dari guru bijaksana yang sudah mengajar dengan sangat baik.”

Strategi rusa yang akhirnya ia putuskan untuk digunakan disebut, “Pura-pura mati.” Pertama, ia menggunakan kuku-kukunya untuk menggali tanah dan rumput, untuk membuat seolah-olah ia sudah berusaha sangat keras untuk melarikan diri. Kemudian ia buang air besar dan kecil, karena inilah yang terjadi ketika seekor rusa ditangkap di dalam sebuah jebakan dan mati dalam ketakutan yang sangat besar. Selanjutnya, ia melumuri tubuhnya dengan air liurnya sendiri.

Berbaring lurus terlentang, ia membuat tubuhnya kaku dan meluruskan kakinya. Ia menaikkan kedua matanya, dan membiarkan lidahnya menjulur di sisi mulutnya. Ia mengisi paru-parunya dengan udara dan mengembungkan perutnya. Akhirnya, dengan posisi kepalanya condong ke satu sisi. Ia bernafas melalui lubang hidung yang dekat ke tanah, bukan melalui lubang hidung bagian atas.

Terbaring tanpa gerakan, ia benar-benar terlihat seperti mayat kaku dan lalat-lalat berterbangan mengelilinginya, tertarik oleh bebauan yang sangat bau. Burung gagak berdiri di dekatnya menunggu untuk memakan dagingnya.

Tak lama kemudian, pagi-pagi sekali si Pemburu datang untuk memeriksa perangkap-perangkapnya. Menemukan si Anak rusa yang sedang berpura-pura mati, ia menepuk perut rusa yang mengembung dan mengetahui perutnya kaku. Melihat lalat-lalat dan kotoran yang berserakan itu ia berpikir, “Ah, rusa ini sudah mulai menjadi kaku. Ia pasti sudah terperangkap lama sekali pagi ini. Tidak diragukan lagi kalau daging lunaknya sudah mulai membusuk. Aku akan menguliti dan menyembelih bangkainya di sini, lalu membawa dagingnya pulang.”

Ketika si Pemburu benar-benar percaya rusa itu mati, ia memindahkan dan membersihkan perangkap itu, dan mulai menyebarkan daun-daun untuk membuat tempat penyembelihan. Menyadari kalau dirinya bebas, si Anak rusa dengan tiba-tiba meloncat lalu berdiri. Ia berlari bagaikan awan kecil yang tertiup oleh angin yang bergerak cepat, kembali ke tempat ibunya yang nyaman dan aman. Seluruh kawanan rusa merayakan keselamatannya, syukurlah karena sudah belajar dengan sangat baik dari guru yang bijaksana.


Pesan moral :
Belajar dengan baik membawa hasil yang besar.


Diterjemahkan oleh Selfy Parkit.
Sumber: Prince Goodspeaker – Buddhist Tales for Young and Old Volume 1, Stories 1-50

Tidak ada komentar:

Posting Komentar