2. AHIRIKA (Tidak malu berbuat Buruk)
Tidak malu melakukan
perbuatan buruk disebut ahirika.
Semua perbuatan amoral, perbuatan buruk adalah seperti kotoran. Ahirika adalah bagaikan sekumpulan babi.
Kotoran itu sangat menjijikkan : jika kita terlumuri kotoran, kita merasa malu
di hadapan banyak orang, namun bagi babi, kotoran merupakan santapan yang
nikmat, tidak menjijikkan, dan tidak perlu merasa malu ketika terlumuri
kotoran. Babi tentunya menikmati bergulingan dalam kotoran yang sudah menjadi
bagian dari kesehariannya.
Seperti itulah, duccarita atau
perbuatan keliru, seperti membunuh, mencuri, dan lain-lain merupakan perbuatan
hina bagi orang berbudi. Bahkan jika perbuatan tersebut dilakukan tanpa disengaja,
orang berbudi masih akan merasa malu. Tetapi orang dengan ahirika tidak merasa
sungkan dan malu untuk melakukan perbuatan yang keliru. Bahkan pada
kenyataannya, orang-orang yang tak tahu malu ini bisa menganggap perbuatan
keliru sebagai sesuatu yang boleh dibanggakan.
Ketika muncul, moha membawa ahirika;
bahkan orang bijak pun bisa berbuat keliru tanpa merasa malu pada saat
terselubungi moha. Oleh karena itu, mereka yang bijaksana harus mampu menilai
kebenaran yang dikatakan berdasarkan pengalamannya sendiri.
Catatan dari cerita
Haritaca
Perbuatan keliru yang dilakukan Petapa
Haritaca (baca ceritanya pada bagian tentang
moha), ahirika muncul dengan sangat menonjol. Petapa tersebut adalah orang bijak
yang telah mencapai abhinna (kekuatan adialami). Apa yang telah ia lakukan
adalah contoh ahirika, tidak malu untuk melakukan perbuatan hawa nafsu yang
bahkan diketahui para pelayan permaisuri raja. Perbuatan kotor dan hina
tersebut dilakukan karena diliputi oleh moha yang pekat dan ahirika.
Setiap perbuatan buruk adalah
memalukan. Tidak hanya perbuatan hina seperti yang dilakukan oleh Petapa
tersebut, tetapi juga perbuatan atas dasar kebencian, seperti menganiaya
makhluk lain, mengumbar amarah, berbicara kasar dan kotor, menjadi congkak atas
sesuatu yang semu, memandang rendah orang lain dengan kesombongan, mencela
orang lain, menyindir karena iri dan dengki, issa, dan sebagainya juga termasuk
menjijikkan dan memalukan. Oleh karena itu, kita harus mengingat bahwa semua
perbuatan buruk adalah memalukan. Pikiran yang timbul bersamaan dengan ahirika disebut
“pikiran yang tak tahu malu”, dan pelakunya disebut “orang yang tak tahu malu.”
(Sumber Buku : Abhidhamma sehari-hari- Ashin Janakabhivamsa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar