KISAH SUBHADDA SI
PERTAPA PENGEMBARA
DhammapadaXVIII: 254-255
Subhadda, si pertapa pengembara sedang menetap di
Kusinara ketika mendengar bahwa Buddha Gotama akan mangkat, mencapai
parinibbana pada waktu jaga terakhir malam itu. Subhadda mempunyai tiga
pertanyaan yang telah lama membingungkannya. Ia telah menanyakan pertanyaan
tersebut kepada guru-guru agama yang lain, misalnya Purana Kassapa, Makkhali
Gosala, Ajita Kesakambala, Pakudha Kaccayana, Sancaya Belatthaputta, dan Nigantha
Nataputta, tetapi jawaban mereka tidak memuaskan baginya. Ia belum bertanya
kepada Buddha Gotama, dan ia merasa bahwa Sang Buddha-lah yang mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaannya.
Maka, ia bergegas pergi ke hutan pohon Sala, tetapi
Y.A. Ananda tidak mengizinkannya bertemu dengan Sang Buddha, karena saat itu
kondisi kesehatan Sang Buddha sangat lemah. Sang Buddha mendengar percakapan
mereka dan Beliau berkenan untuk menemui Subhadda. Subhadda menanyakan tiga
pertanyaan, yaitu:
1.
Apakah ada jalan di langit?
2.
Apakah ada bhikkhu-bhikkhu suci (samana) di luar
ajaran Sang Buddha? dan
3.
Apakah ada suatu hal berkondisi (sankhara) yang abadi?
Jawaban Sang Buddha terhadap semua pertanyaan tersebut
adalah "tidak ada".
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair
254 dan 255 berikut ini:
Tidak ada jejak di angkasa,
tidak ada orang suci di luar Dhamma.
Umat manusia bergembira di dalam
belenggu,
tetapi Para Tathagata telah bebas dari
semua itu.
(254)
Tidak ada jejak di angkasa,
tidak ada orang suci di luar Dhamma.
Tidak ada hal-hal berkondisi yang abadi.
Tidak ada lagi keragu-raguan bagi Para
Buddha.
(255)
Pada saat khotbah Dhamma itu berakhir, Subhadda
mencapai tingkat kesucian anagami, dan atas permohonannya, Sang Buddha menerima
Subbhadda sebagai anggota Pasamuan Bhikkhu (Sangha).
Subhadda adalah orang terakhir yang menjadi bhikkhu
pada masa kehidupan Sang Buddha Gotama. Akhirnya, Subhadda mencapai tingkat
kesucian arahat.
]
Sumber:
Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah
Dhammapada, Bhikkhu Jotidhammo (editor),
Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta,
1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar