Minggu, Januari 20, 2013

Kisah Cinta Pangeran Sudhana dan Manohara


KISAH CINTA PANGERAN SUDHANA DAN MANOHARA
(Berdasarkan Kisah pada Relief Candi Borobudur)


Kisah pangeran Sudhana (Bodhisatta) dan putri Kinnari Manohara adalah sebuah kisah percintaan yang sangat popular di kalangan Buddhis. Kisah ini pertama kali muncul dalam Mahavastu Avadana bagian Kinnari Jataka, sebuah teks dari sekte Mahasanghika. Kemudian ditemukan juga versi cerita ini di kitab-kitab sekte Sarvastivada dan Mulasarvastivada seperti Bhaisajyavastu (Mulasarvastivada Vinaya), Sudhanakumaravadana (Divyavadana) dan Avadanakalpalata. Belakangan, pada abad 15 M, sekte Theravada memasukkan kisah ini dalam kumpulan Pannasa Jataka (Pannyasa Chadok).

Kisah Sudhana dan Manohara ini diceritakan oleh Sang Buddha kepada Yasodhara. Di Mahavastu, Sang Buddha menceritakan kisah tersebut para bhikkhu bahwa di kehidupan lampau Yasodhara istrinya dimenangkan olehnya ‘setelah kelelahan besar (khedana), usaha yang keras (sramena) dan keberanian agung (viryena).

Sedangkan dalam Divyavadana, Buddha mengisahkan kisah tersebut pada seorang raja untuk menggambarkan kedermawanan-Nya dan kebajikannya serta penyelesaian dari virya-paramita…‘Demi Yasodhara- Sang Buddha menarasikan kisah tersebut dalam penggambaran, Ia mengaitkannya dengan purvayoga.

Sedangkan Avadanakalpalata mencatat:
“Setiap Sang Buddha memasuki ibukota, Yasodhara, tinggal di dalam istananya, bersedih dan akan selalu mencoba untuk melemparkan (menjatuhkan) dirinya dari teras. Sang Buddha kemudian menyelamatkan mantan istri yang dicintainya itu dengan welas asih.

Suatu hari ketika ditanyai oleh para bhikkhu yang ingin tahu, Sang Buddha berkata: “Yasodhara, o bhikkhu, karena perpisahan dirinya dengan diriku, sedih dan berusaha untuk melakukan tindakan ceroboh tersebut. Aku juga, para bhikkhu, di masa lampau mengalami bencana besar ketika berpisah dengannya.”

Kemudian Sang Buddha menceritakan kisah Sudhana dan Manohara.

RELIEF 1
Kerajaan di Negara Pancala
Alkisah di negara Pancala terdapat dua kerajaan yang saling berbeda. Kerajaan bagian Utara disebut sebagai Kinnara, hidup makmur, rukun dan tenteram, dipimpin oleh Raja Druma. Kerajaan bagian Selatan justru sebaliknya, memperlakukan rakyatnya dengan kejam dan tak berperikemanusiaan. Lama-kelamaan, rakyat Kerajaan Selatan yang diperlakukan tidak adil dan manusiawi oleh rajanya, pindah ke Kerajaan Utara.

RELIEF 2
Raja Kerajaan Selatan Menghadapi Kenyataan Negaranya
Raja Kerajaan Selatan yang melihat kenyataan ini menjadi marah, daerah kerajaannya makin lama menjadi kosong karena ditinggalkan penduduknya menuju Utara. Ia lalu membuat sayembara, barangsiapa yang bisa membawa naga sakti bernama Janmacitraka yang tinggal di Kerajaan Utara dan membuat kemakmuran di negeri itu ke kerajaannya, akan mendapatkan hadiah berupa emas yang banyak.

RELIEF 3
Memikat dan Menolong Naga Sakti Janmacitraka
Banyak ksatria yang tergiur dan mencoba memindahkan Janmacitraka ke Kerajaan Selatan, memasang jebakan untuk menangkapnya. Sang naga sakti mengetahui perihal itu, meminta bantuan seorang ksatria yang tinggal di dekat danau bernama Halaka. Bersama Halaka, Janmacitraka menghancurkan setiap jebakan yang diperuntukkan untuknya. 


RELIEF 4
Halaka Diterima oleh Janmacitraka
Dalam perjalanan ke tempat Janmacitraka, sebelumnya Halaka mendatangi tempat pertapaan dan menemui begawan yang tinggal di sana untuk meminta petunjuk. Sang Begawan menasehati Halaka untuk berhati-hati pada apa yang dilihat, jangan terpengaruh dan berbalik ikut menangkap Janmacitraka seperti ksatria lainnya. Setelah berhasil membantu sang naga sakti, Halaka mendapat hadiah yang banyak dari Janmacitraka.

RELIEF 5
Halaka Menangkap Manohara
Halaka juga bertemu dengan begawan lain yang memberitahunya bahwa putri bungsu dari Raja Kinnara di Kerajaan Utara bernama Manohara, berbentuk setengah manusia dan separuh burung, sering mandi di tepian danau. Manohara punya kekuatan untuk merubah dirinya menjadi manusia, perempuan yang sangat cantik dengan suara yang mempesonakan. Halaka diberitahu begawan itu untuk menangkap Manohara. Dengan kesaktiannya, Manoharapun ditangkap oleh Halaka.

RELIEF 6
Manohara Diberikan pada Pangeran Sudhana
Saat Manohara tertangkap oleh Halaka, di hari itu Kerajaan Utara sedang mengadakan pesta berburu. Saat mengetahui itu, Halaka yang tak mau kehilangan tawanannya, bergegas meninggalkan tempat itu dan menyerahkan tawanannya pada Pangeran Sudhana dari Kerajaan Selatan, Halaka menyerahkan sepenuhnya Manohara pada pangeran itu, mau diapakan, mau ditawan atau dilepas, terserah. Namun Pangeran Sudhana malah terpesona pada kecantikan Manohara, ia berniat mengembalikan putri bungsu Raja Kinnara. Kemudian, Pangeran Sudhana melamar Manohara dan mereka berdua menikah. Manohara pun diboyong ke Kerajaan Selatan.

RELIEF 7
Pangeran Sudhana Ditugasi Menumpas Pemberontakan
Satu waktu, penasehat kerajaan dan mempengaruhi Pangeran Sudhana bahwa ia bisa naik tahta di Kerajaan Selatan. Mereka juga mempengaruhi ayahnya, raja Kerajaan Selatan akan ambisi Pangeran Manohara yang bisa menghancurkan wibawanya sebagai raja. para penasehat itu menyarankan Raja Kerajaan Selatan untuk mengirim Pangeran Sudhana pada misi yang berat, menumpas pemberontak di mana sudah 7 misi menumpas pemberontakan yang dikirim selalu gagal.

RELIEF 8
Pangeran Sudhana Meminta Restu pada Ibunda
Pangeran Sudhana menerima tugas itu. Ia mendatangi ibunya, meminta restu sekaligus menitipkan istrinya tercinta, Manohara. Istrinya memberikan permata berharga yang sering dipakai di keningnya. Permata sakti untuk keselamatan.

RELIEF 9
Pangeran Sudhana Mendapat Bantuan dari Pasukan Yaksha
Saat Pangeran Sudhana duduk di bawah pohon, memikirkan tugas negara yang diembannya, tak jauh dari tempat pemberontakan. Saat itu ia didatangi oleh Pasukan 'Yaksha' yang dipimpin oleh Jendral Pancika. Adapun 'Yaksha' adalah sebangsa makhluk halus yang menjaga alam dan seisinya. Jendral Pancika dan pasukan 'Yaksha'-nya menawarkan diri untuk membantu Pangeran Sudhana dalam menumpas pemberontakan.


RELIEF 10
Penasehat Kerajaan Menyuruh Mengorbankan Manohara
Raja Kerajaan Selatan, ayah kandung Pangeran Sudhana bermimpi buruk bahwa anaknya akan merebut tahtanya. Ia mendatangi para penasehatnya untuk menterjemahkan mimpi itu. Para penasehat kerajan mengatakan untuk tidak mempercayai mimpi yang tidak benar dan menganjurkan mengadakan sebuah ritual pengorbanan. Adapun yang dikorbankan itu haruslah bangsawan Kinnan dari Kerajaan Utara, yang tak lain dan tak bukan adalah Manohara sendiri. 

RELIEF 11
Manohara Melarikan Diri
Dengan konspirasi dari para penasehat kerajaan, Manohara ditangkap oleh mertuanya sendiri, raja Kerajaan Selatan untuk dikorbankan. Ibu Pangeran Sudhana tak rela menantunya dijadikan korban, lalu melepaskannya, menyuruhnya menemui Pangeran Sudhana. Ketika dalam pelarian itu, Manohara menemui begawan di tepi danau. Ia juga menitipkan cincin cap Kerajaan Utara pada begawan agar diberikan pada suaminya.

RELIEF 12
Pangeran Sudhana Dalam Perjalanan ke Kerajaan Selatan
Pangeran Sudhana yang sudah menumpas para pemberontak itu, kini dalam perjalanan menuju Kerajaan Selatan. Ia ingin melaporkan pada ayahandanya bahwa pemberontakan itu telah berhasil ditumpas.

RELIEF 13
Pangeran Sudhana Mendapati Kenyataan yang Terjadi   
Sesampainya di istana, Pangeran Sudhana tidak menemui Manohara. Dari ibunya ia mendapat penjelasan bahwa ayahnya dipengaruhi oleh penasehat kerajaan untuk mengorbankan istrinya. Pangeran Sudhana kecewa, lalu mencari Halaka untuk mencari tahu keberadaan istrinya.

RELIEF 14
Manohara Dalam Perjalanan ke Kerajaan Utara       
Sementara itu, Manohara yang dalam pelarian dari Kerajaan Selatan, ia dalam perjalanan menuju kerajaan ayahnya di Kerajaan Utara.

RELIEF 15
Pangeran Sudhana Mendapat Kabar dari Para Begawan
Halaka mengantarkan Pangeran Sudhana menemui begawan yang tinggal di tepi danau. Para begawan yang sudah bertemu Manohara, memberikan cincin cap Kerajaan Utara pada Pangeran Sudhana, mereka juga memberi petunjuk keberadaan Manohara.

RELIEF 16
Pangeran Sudhana Bertemu Kembali dengan Istrinya
Pangeran Sudhana lalu menuju Kerajaan Utara untuk mencari Manohara. Dalam perjalanannya, ia melewati tempat pemandian Manohara di tepi danau. Ia bertemu dengan para dayang Manohara tapi tidak dengan istrinya. Pangeran Sudhana menanyakan pada dayang-dayang itu, namun mereka tidak mengetahui karena Manohara memang tengah bersembunyi. Untuk menunjukkan keberadaannya, Pangeran Sudhana melemparkan cincin pemberian Manohara ke danau, tanda bahwa ia sudah mencarinya. Ketika cincin itu dilempar, Manohara muncul. Kemudian mereka berdua menuju Kerajaan Utara.

Ayahanda Manohara, Raja Druma yang melihat Pangeran Sudhana marah besar dan ingin mencincang-cincangnya, anak yang dinikahi tak dijaga oleh pangeran dari Kerajaan Selatan ini. Namun begitu mendengar penuturan suami Manohara, Raja Druma bisa mengerti dan memaafkan, namun memberikan syarat untuk mendapatkan kembali Manohara sebagai istrinya.


RELIEF 17
Kompetisi Adu Memanah
Raja Druma, menantang Pangeran Sudhana untuk membuktikan keahliannya memanah pada para jago-jago panah di Kerajaan Utara. Pangeran Sudhana menyanggupi. Kompetisi digelar, adu memanah antara Pangeran Sudhana dengan para jagoan panah dari Kerajaan utara berlangsung. Terbukti, Pangeran Sudhana memang jago memanah dan setiap para ksatria Kerajaan Utara terkalahkan oleh skill memanahnya.

RELIEF 18
Pangeran Sudhana Mendapati Lagi Istrinya
Raja Druma yang melihat kenyataan itu memahami bahwa Pangeran Sudhana memang benar mencintai anaknya. Syarat yang ia berikan pada menantunya itu juga sudah dipenuhi. Iapun memberikan anaknya tercinta kembali ke suaminya.

RELIEF 19
Pangeran Sudhana dan Manohara di Kerajaan Utara
Pangeran Sudhana dan istrinya, atas permintaan dari ayahanda Manohara, Raja Druma, mereka tinggal sementara di Kerajaan Utara. Sekian lama mereka tinggal di kerajaan itu, Pangeran Sudhana meminta diri untuk kembali ke Kerajaan Selatan dan menuntut atas tindakan ayahandanya pada istrinya.

RELIEF 20
Pangeran Sudhana Menyatukan Pancala
Pangeran Sudhana memberontak pada Kerajaan Selatan, merebut tahta itu dari ayahandanya. Tak lama kemudian, ia berhasil menjadi raja di Kerajaan Selatan, kemudian di Kerajaan Utara, Raja Druma yang sudah tua turun tahta dan menyerahkannya pada Pangeran Sudhana. Lewat Pangeran Sudhana, kerajaan di Pancala yang saling berseberangan dan berbeda ini disatukan untuk hidup dalam kemakmuran dan kedamaian.

-oOo-





3 komentar:

  1. Salam

    Cerita ini dapat dijumpai direlung sebelah mana ya??
    saya tertarik untuk melihatnya

    terimakasih

    BalasHapus
  2. Salam

    Cerita ini dapat dilihat direlung sebelah mana yaa
    saya tertarik untuk melihatnya

    terimakasih

    BalasHapus