KISAH KEMBALINYA SANG
BUDDHA DARI SURGA TAVATIMSA
Dhammapada XIV: 181
Pada suatu saat, ketika berada di Savatthi, Sang
Buddha memperlihatkan keajaiban ganda dalam menjawab tantangan para pertapa
dari berbagai sekte. Setelah itu, Sang Buddha pergi ke Surga Tavatimsa; ibu-Nya
yang telah di Surga Tusita sebagai dewa yang dikenal sebagai Santusita juga
datang ke Surga Tavatimsa. Di sana Sang Buddha menjelaskan tentang Abhidhamma
kepada para dewa dan brahma selama tiga bulan masa vassa. Hasilnya, Dewa
Santusita mencapai tingkat kesucian sotapatti; begitu pula dengan banyak dewa
dan brahma.
Selama masa itu Sariputta Thera menghabiskan vassa di
Sankassanagara, tiga puluh yojana dari Savatthi. Selama ia tinggal di sana,
seperti yang telah dianjurkan secara tetap oleh Sang Buddha, ia mengajarkan
Abhidhamma kepada lima ratus orang bhikkhu yang tinggal bersamanya dan menutup
keseluruhan ceramah pada saat berakhirnya masa vassa.
Menjelang akhir masa vassa, Maha Moggallana Thera
pergi ke Surga Tavatimsa untuk menjenguk Sang Buddha. Kemudian, ia diberitahu
bahwa Sang Buddha akan kembali ke dunia manusia pada saat bulan purnama di
akhir masa vassa di tempat di mana Sariputta Thera melaksanakan masa vassa.
Seperti yang telah dijanjikan, Sang Buddha datang
dengan sinar enam warna yang terus-menerus bersinar dari tubuh-Nya ke gerbang
kota Sankassanagara, pada malam hari di bulan purnama di bulan Assayuja ketika
bulan bersinar dengan terangnya. Beliau ditemani oleh sekumpulan besar dewa di
satu sisi dan sekumpulan besar brahma di sisi yang lainnya. Sekumpulan besar
orang yang dipimpin oleh Sariputta Thera menyambut kedatangan Sang Buddha ke
dunia ini; dan seluruh kota diterangi cahaya. Sariputta Thera terpesona oleh
keagungan dan kemuliaan dari seluruh pemandangan kembalinya Sang Buddha.
Ia dengan hormat mendatangi Sang Buddha dan berkata,
"Bhante! Kami tidak pernah melihat ataupun mendengar kemuliaan yang begitu
indah dan gemerlapam. Sungguh, Bhante dicintai, dihormati, dan dipuja oleh para
dewa, brahma dan manusia!"
Kepadanya Sang Buddha berkata, "Anak-Ku
Sariputta, seorang Buddha yang memiliki sifat-sifat unik sesungguhnya dicintai
oleh manusia dan para dewa".
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair
181 berikut:
Orang bijaksana yang tekun bersamadhi,
yang bergembira dalam kedamaian
pelepasan,
yang memiliki kesadaran sejati
dan telah mencapai Penerangan Sempurna,
akan dicintai oleh para dewa.
Kelima ratus orang bhikkhu yang merupakan murid-murid
dari Sariputta Thera mencapai tingkat kesucian arahat, dan banyak sekali dari
kumpulan-kumpulan orang yang hadir di sana mencapai tingkat kesucian sotapatti
setelah khotbah Dhamma itu berakhir.
]
Sumber:
Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah Dhammapada,
Bhikkhu Jotidhammo (editor),
Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta,
1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar