KISAH PANGERAN ABHAYA
Dhammapada XIII: 171
Suatu waktu, Pangeran Abhaya pulang kembali dengan
kemenangan setelah berhasil memberantas sebuah pemberontakan di perbatasan
negara. Raja Bimbisara sangat senang kepadanya sehingga selama tujuh hari,
Abhaya yang telah memberikan kejayaan dan kemuliaan negara mendapat sambutan
dan hiburan, bersama seorang gadis penari untuk menghiburnya. Pada hari
terakhir, ketika si penari sedang menghibur pangeran dan teman-temannya di
taman, penari itu terkena stoke yang hebat, dia terjatuh dan meninggal dunia
seketika. Pangeran terkejut dan amat sangat sedih. Dengan sedih, pangeran pergi
menemui Sang Buddha untuk mencari pelipur lara.
Kepadanya Sang Buddha berkata, "O pangeran, air
mata yang engkau cucurkan melalui kelahiran yang berulang-ulang tidak dapat
diukur. Kumpulan-kumpulan dunia ini (khanda) adalah tempat dimana orang bodoh
terlelap di dalamnya".
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair
171 berikut:
Marilah, pandanglah dunia ini yang
seperti kereta kerajaan
yang penuh hiasan,
yang membuat orang bodoh terlelap di
dalamnya.
Tetapi bagi orang yang mengetahui,
maka tak ada lagi ikatan dalam dirinya.
]
Sumber:
Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah
Dhammapada, Bhikkhu Jotidhammo (editor),
Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta,
1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar