Minggu, Januari 20, 2013

Dhammapada XIX: 260-261- Kisah Bhaddiya Thera


KISAH BHADDIYA THERA
 Dhammapada XIX: 260-261


Suatu hari, tiga puluh bhikkhu datang untuk memberikan penghormatan kepada Sang Buddha. Sang Buddha mengetahui bahwa telah tiba saatnya bagi ketiga puluh bhikkhu tersebut untuk mencapai tingkat kesucian arahat.

Maka Beliau bertanya kepada mereka apakah mereka telah melihat seorang thera saat mereka memasuki ruangan. Mereka menjawab bahwa mereka tidak melihat seorang thera tetapi mereka hanya melihat seorang samanera muda ketika mereka masuk.

Sang Buddha berkata kepada mereka, "Para bhikkhu! Orang tersebut bukanlah samanera, ia adalah seorang bhikkhu senior walaupun bentuk tubuhnya kecil dan sangat sederhana. Aku mengatakan bahwa seseorang tidak dapat disebut thera hanya karena ia berusia tua dan tampak seperti seorang thera; hanya ia yang memahami 'Empat Kesunyataan Mulia' dan tidak menyakiti orang lain yang dapat disebut seorang thera".

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 260 dan 261 berikut ini:

Seseorang tidak disebut thera hanya karena rambutnya telah memutih.
Biarpun usianya sudah lanjut,
dapat saja ia disebut "orang tua yang tidak berguna".
(260)

Orang yang memiliki kebenaran dan kebajikan,
tidak kejam, terkendali dan terlatih,
pandai dan bebas dari noda-noda,
sesungguhnya ia patut disebut thera.
(261)

Tiga puluh bhikkhu mencapai tingkat kesucian arahat setelah khotbah Dhamma itu berakhir.

]˜

Sumber:
Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah Dhammapada, Bhikkhu Jotidhammo (editor),
Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta, 1997.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar