Sabtu, November 24, 2012

Akar, Air dan Ketekunan


AKAR, AIR DAN KETEKUNAN



Seorang tukang kebun mencoba mengadakan penelitian sederhana. Ia menanam dua tanaman yang sama pada lahan yang sama, yang membedakan hanyalah bagaimana cara dia merawat tanaman tersebut.

Tanaman yang pertama disirami secara rutin tiap pagi sore, sedangkan tanaman yang kedua disirami dua hari sekali.

Ketika tanaman itu bertumbuh cukup besar, tiba waktunya untuk menguji kekuatan akar tersebut.

Perbedaannya cukup mencolok. Dibutuhkan waktu kurang dari dua menit untukmencabut akar dari tanaman yang pertama.

Untuk tanaman yang kedua, dibutuhkan waktu lebih lama yaitu empat menit untuk bisa mencabutnya!

Mengapa hal itu bisa terjadi?

Tanaman yang pertama cukup dimanjakan dengan air yang ia dapat dengan mudah, sehingga akarnya tidak berusaha mencari ke tanah yang lebih dalam.

Sedangkan tanaman yang kedua karena mendapat suplai air yang lebih sedikit, maka mau tidak mau akarnya mencari ke sumber air sehingga didapatinya akarnya jauh lebih kuat karena masuk lebih dalam ke tanah.

____________________

Cara didikan kita tak jauh beda dengan illustrasi tersebut. Bayangkan saja jika kita dimanjakan dengan mengabulkan semua yang kita minta atau tidak pernah mengijinkan penderitaan dan masalah hidup.

Tentu ini akan membuat kita jadi orang yang manja. Tak hanya itu, kita akan menjadi orang yang cengeng.

Akibatnya akar ketekunan kita tidak kuat dan ketika permasalahan terjadi, dengan mudahnya kehidupan kita tumbang!

Kita selalu perlu mendewasakan dan melatih akar ketekunan kita. Mengijinkan penderitaan, masalah, tekanan hidup atau keadaan yang tidak menyenangkan, dengan harapan bahwa akar ketekunan kita terus mencari “Sumber” yang sejati.

Bagaimana dengan Anda?

Apakah Anda memilih untuk menjadi orang yang manja dengan akar ketekunan yang rapuh, ataukah menjadi orang yang dewasa ?


Tanpa masalah, kita hanya akan menjadi orang yang manja dan dengan akar ketekunan yang rapuh.


-oOo-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar