AKAR,
AIR DAN KETEKUNAN
Seorang
tukang kebun mencoba mengadakan penelitian sederhana. Ia menanam dua tanaman
yang sama pada lahan yang sama, yang membedakan hanyalah bagaimana cara dia
merawat tanaman tersebut.
Tanaman
yang pertama disirami secara rutin tiap pagi sore, sedangkan tanaman yang kedua
disirami dua hari sekali.
Ketika
tanaman itu bertumbuh cukup besar, tiba waktunya untuk menguji kekuatan akar
tersebut.
Perbedaannya
cukup mencolok. Dibutuhkan waktu kurang dari dua menit untukmencabut akar dari
tanaman yang pertama.
Untuk
tanaman yang kedua, dibutuhkan waktu lebih lama yaitu empat menit untuk bisa
mencabutnya!
Mengapa
hal itu bisa terjadi?
Tanaman
yang pertama cukup dimanjakan dengan air yang ia dapat dengan mudah, sehingga
akarnya tidak berusaha mencari ke tanah yang lebih dalam.
Sedangkan
tanaman yang kedua karena mendapat suplai air yang lebih sedikit, maka mau
tidak mau akarnya mencari ke sumber air sehingga didapatinya akarnya jauh lebih
kuat karena masuk lebih dalam ke tanah.
____________________
Cara
didikan kita tak jauh beda dengan illustrasi tersebut. Bayangkan saja jika kita
dimanjakan dengan mengabulkan semua yang kita minta atau tidak pernah
mengijinkan penderitaan dan masalah hidup.
Tentu
ini akan membuat kita jadi orang yang manja. Tak hanya itu, kita akan menjadi
orang yang cengeng.
Akibatnya
akar ketekunan kita tidak kuat dan ketika permasalahan terjadi, dengan mudahnya
kehidupan kita tumbang!
Kita
selalu perlu mendewasakan dan melatih akar ketekunan kita. Mengijinkan
penderitaan, masalah, tekanan hidup atau keadaan yang tidak menyenangkan,
dengan harapan bahwa akar ketekunan kita terus mencari “Sumber” yang sejati.
Bagaimana
dengan Anda?
Apakah
Anda memilih untuk menjadi orang yang manja dengan akar ketekunan yang rapuh,
ataukah menjadi orang yang dewasa ?
Tanpa
masalah, kita hanya akan menjadi orang yang manja dan dengan akar ketekunan
yang rapuh.
-oOo-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar