BRAHMA
YANG TIDAK TAHU
Pada jaman Buddha, ada seorang
bhikkhu yang begitu pandai sehingga ia bisa mencapai alam para dewa.
Demikianlah ia bermeditasi
memasuki alam dewa dan bertanya : "Bilakah keempat unsur utama lenyap
tanpa sisa?"
Para dewa tidak mampu menjawab.
Mereka menyarankan agar bhikkhu itu bertanya kepada Empat Raja Besar (Cattu
Maharajika). Tetapi ternyata keempat Raja Besar itu pun tak tahu jawabnya.
Maka keempat Raja Besar itu
menyarankan kepada bhikkhu supaya bertanya kepada 32 dewa di surga yang lebih
tinggi.
Bhikkhu itu kembali berlatih
meditasi sampai akhirnya ia mencapai alam 32 dewa luhur.
Ia pun bertanya : "Bilakah
keempat unsur utama lenyap tanpa sisa?"
Lagi-lagi para dewa yang luhur
itu tidak mampu menjawab, dan menyarankan agar ia bertanya pada Sakka, raja
para dewa.
Sakka tidak bisa menjawab. Ia
menyarankan agar bhikkhu itu bertemu dengan Yama yang lebih tinggi.
Maka bhikkhu itu pun berlatih
meditasi lagi dengan lebih tekun, supaya bisa mencapai alam para Yama.
Ia bertanya : "Bilakah
keempat unsur utama lenyap tanpa sisa?"
Para Yama pun ternyata tidak
dapat menjawab.
Demikianlah terus berlangsung
sehingga akhirnya bhikkhu itu harus bertanya kepada para Brahma. Ternyata para
Brahma tetap tidak mampu menjawab.
Akhirnya bhikkhu itu menghadap
Maha Brahma, raja para Brahma, dan bertanya : "Bilakah keempat unsur utama
lenyap tanpa sisa?"
Maha Brahma tidak menjawab, malah
berkata : "Akulah Maha Brahma, Yang Terbesar, Yang Utama, Yang Mengetahui
Segalanya, ... dstnya, dstnya."
Bhikkhu itu dengan hormat mengulangi
pertanyaannya : "Bilakah keempat unsur utama lenyap tanpa sisa?"
Sekali lagi Maha Brahma tidak
menjawab, malah berkata : "Akulah Maha Brahma, Yang Terbesar, Yang Utama,
Yang Mengetahui Segalanya, ... dstnya, dstnya."
Hampir habis sabar bhikkhu itu
berkata : "Ya, Yang Maha Mulia, aku pun tahu bahwa engkau adalah Maha
Brahma, Yang Terbesar, Yang Utama, Yang Mengetahui Segalanya, ... dstnya,
dstnya. Tetapi aku bertanya, bilakah keempat unsur utama lenyap tanpa sisa?"
Sekali ini Maha Brahma tidak
menjawab apa pun. Secepat kilat ia menangkap bhikkhu itu dengan tangannya yang
perkasa, dan membawanya pergi ke ujung terpencil, jauh dari segala kehidupan.
Penuh wibawa, Maha Brahma bersabda : "Bhikkhu, kamu bertanya tentang itu.
Lihatlah semua para dewa dan Brahma, selama ini mereka menyangka aku mengetahui
segalanya. Mengapa kamu bertanya hal itu di depan mereka semua? Apakah engkau
bermaksud melecehkan diriku di depan para dewa dan Brahma?"
Bhikkhu itu heran : "Lho,
kamu kan Maha Brahma? Kalau kamu tidak tahu, siapa yang tahu dong?"
Maha Brahma menjawab setengah
membentak setengah berteriak : "Kamu bodoh! Di dunia kan ada Buddha.
Mengapa kamu tidak bertanya pada Buddha? Berhentilah mengganggu aku!"
Bhikkhu itu pun kembali ke dunia
dan bertanya pada Buddha.
Buddha tertawa dan bercerita :
"Duhai bhikkhu, pada jaman dahulu, para pelaut melepas burung untuk
mengetahui apakah daratann sudah dekat. Kalau burung itu kembali ke perahu,
artinya daratan masih jauh dan belum kelihatan, sehingga burungnya terpaksa
kembali ke perahu. Engkau seperti burung itu. Pergi meninggalkan perahu,
akhirnya tidak menemukan daratan, dan terpaksa kembali bertanya padaku."
Bhikkhu itu sadar dan turut
tertawa.
Barulah Buddha menjawab :
"Saat keempat unsur utama
itu lenyap tanpa sisa adalah Nibbana”
-oOo-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar