TIDAK
MENERIMA UNDANGAN
Dalam memenuhi
suatu undangan untuk menerima dana dari seorang Brahmin, Sang Buddha
mendapatkan cacian ‘babi’, ‘orang biadab’, ‘kerbau’ dan kata-kata kotor
lainnya. Tetapi Beliau sama sekali tidak terganggu. Beliau tidak membalas,
malah justru dengan sopan, Sang Buddha bertanya kepada tuan rumah;
“Apakah
para tamu berkunjung ke rumahmu brahmin yang baik?”
“Ya”,
jawabnya.
“Apa
yang kamu lakukan ketika mereka datang?”
“Oh,
kami menyiapkan jamuan yang mewah.”
“Bagaimana
seandainya mereka lupa datang, sehingga apa yang akan engkau lakukan dengan
jamuan yang telah dipersiapkan tersebut?”
“Mengapa,
dengan senang hati kami sendiri akan memakannya.”
“Baik,
brahmin yang baik, kamu telah mengundangku untuk menerima dan dan menjamuku
dengan caci-maki. Aku tidak menerima apapun. Silahkan mengambilnya kembali.”
Celaan tampaknya merupakan suatu
warisan budaya manusia yang selalu langgeng dari waktu ke waktu. Bagaimana
dapat bersikap dengan tenang dan bijaksana dalam berbagai situasi dicela dan
dimaki akan mampu melatih diri kita dalam Keseimbangan. Ingatlah selalu pepatah
yang mengatakan bahwa, “Biarlah anjing
menggonggong, tetapi kafilah tetap berlalu”, atau “Tong kosong nyaring bunyinya”. Sang Buddha bersabda :
Pelajarilah hal ini dari air;
di lembah-lembah dan jurang-jurang,
mengalir dengan gemuruh anak sungai,
tetapi sungai besar mengalir dengan tenang.
Tong kosong nyaring bunyinya,
yang penuh selalu tenang.
Orang bodoh adalah seperti tong yang setengah terisi,
orang bijaksana adalah seperti kolam dalam yang tenang.
(Sutta Nipata, 720-721)
-oOo-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar