Jumat, November 09, 2012

Makkha : Tidak Tahu Budi


MAKKHA (Tidak Tahu Budi)

Dalam kaitannya dengan dosa (kebencian), makkha, palasa, soka, parideva, dukkha, domanassa, dan upayasa yang sangat umum dijumpai dalam kehidupan orang awam juga harus dipelajari. Salah satunya adalah makkha yang berarti tidak tahu terima kasih atau tidak memandang kebaikan orang lain, makkha adalah salah satu jenis dari dosa. Banyak sudah perbuatan baik yang dilakukan oleh orang lain kepada diri seseorang semenjak dia kecil, seperti perbuatan baik dari orang tua, guru, teman dan lain-lain. Jika dia tidak menganggap itu semua sebagai perbuatan baik dan tidak berterima kasih atau membalas budi, dengan berkata, “Tidak ada perbuatan baik yang mereka lakukan terhadap saya. Aku tidak perlu berterima kasih kepada mereka.” dan dia membuta kepada orang yang telah berbuat baik kepadanya, inilah yang disebut makkha.

Sebagian orang mungkin tidak hanya membuta atas kebajikan dari para penyantunnya, tetapi juga melakukan tindakan salah kepada mereka. Orang seperti ini disebut Mittadubbhi (orang jahat yang melakukan kesalahan kepada teman). Ungkapan terima kasih itu seperti halnya hutang, pembayaran yang ditangguhkan. Meskipun anda tidak dapat membalas kebaikan orang lain, Anda harus memperlakukan penyantun Anda dengan semestinya. Ketika Anda punya kesempatan untuk membalas jasanya, Anda harus melakukannya dengan segenap hati.

Dhamma : Jika Anda bernaung di bawah pohon, janganlah merusak cabang dan rantingnya. Mereka yang berbuat demikian adalah orang yang tak tahu budi.

Anak Yang Tahu Membalas Budi.
Di suatu kota tinggallah seorang pemuda yang bekerja keras sebagai buruh dan merawat ibunya yang sudah janda. Di lain pihak, ibunya adalah seorang dengan moral yang tidak baik, dia sering melakukan hubungan gelap dengan tanpa sepengetahuan anaknya. Salah seorang teman pemuda itu mengetahui tindakan ibunya, dia merasa iba kepada temannya dan mengungkapkan hal tersebut kepadanya. Bagaimanapun juga, pemuda itu berkata, “ Biarlah ibu saya merasa senang, apapun yang dia lakukan, saya selalu merawatnya.” Anak yang baik sangat jarang ditemui seperti halnya orang tua yang baik.

Catatan : Dalam cerita ini, perbuatan amoral yang dilakukan ibunya adalah tanggungan sang ibu sendiri. Menjaga dan merawat seorang ibu adalah tugas seorang anak. Dalam kasus merawat ibu janda semacam itu, anaknya tidak perlu menganggap dirinya merawat seorang ibu, alih-alih dia harus mencamkan bahwa dia sedang membayar hutang lama kepada seorang penyantun besar. Oleh karena itu, setiap orang yang ingin mendapatkan manfaat pada kehidupan sekarang maupun akan datang dalam samsara, harus mencoba membalas jasa baik kepada penyantun besarnya. Seorang Bodhisatta, ketika pada suatu kehidupan terlahir sebagai seekor binatang, membalas jasa ibunya, yaitu seekor induk gajah. Seekor anak gajah putih merawat induknya yang buta yang ditangkap raja. Anak gajah itu menolak untuk makan sebagai tanda protes, akhirnya raja ,melepaskan kedua gajah itu.

(Sumber Buku : Abhidhamma sehari-hari- Ashin Janakabhivamsa)


Sebelumnya  <=== Dosa :Kebencian (8)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar