Jumat, November 09, 2012

Ditthi : Pandangan Salah (6)


6. DITTHI
( Pandangan Salah)

Pandangan salah atau pemahaman keliru dalam istilah Pali disebut Ditthi. Ditthi juga berarti kepercayaan yang keliru. Ditthi memandang atau mengerti dengan keliru, sesuatu yang ada dianggap tidak ada, yang tidak ada dianggap ada; yang salah dianggap benar, yang benar dianggap salah. Ditthi juga secara dogma menganggap pandangan sendiri yang keliru sebagai benar dan pandangan benar orang lain sebagai keliru.

Mempercayai pencipta dunia dan isinya oleh sosok Yang Mahakuasa; percaya adanya atta (jiwa) disetiap tubuh makhluk; pandangan salah seperti itu disebut ditthi, percaya sesuatu yang tidak ada sebagai ada. Secara keliru berpandangan bahwa perbuatan baik dan buruk tidak akan menimbulkan akibat pada kemudian hari; berpandangan salah bahwa tidak ada akibat dari kamma padahal semua makhluk menikmati atau menderita akibat dari kamma dengan berbagai cara; berpandangan salah bahwa tidak ada Nibbana yang merupakan padamnya segala penderitaan; berpandangan salah bahwa tidak ada kehidupan lagi setelah kematian padahal terus ada lingkaran kelahiran kembali sebelum pencapaian Nibbana. Pandangan-pandangan tersebut adalah ditthi.

Kepercayaan berikut adalah ditthi, yang menganggap kekeliruan sebagai kebenaran :

ü  Membunuh makhluk lain untuk persembahan adalah perbuatan baik.

ü  Berendam di air dingin ketika cuaca sangat dingin,

ü  Berjemur di siang bolong ketika cuaca sangat panas.

ü  Berprilaku seperti anjing dan sapi merupakan praktik yang sesuai dengan penyucian kekotoran batin.

ü  Membilas perbuatan buruk dengan mandi di Sungai Ganga pada hari tertentu adalah praktik yang baik.

ü  Percaya bahwa berderma, menjalankan moralitas, serta mengembangkan batin (dana, sila, bhavana) tidak membawa pada realisasi Nibbana adalah contoh lain dari ditthi, yaitu menganggap sesuatu yang benar sebagai hal yang salah.

Dalam hal ini, ada banyak jenis pandangan salah (ditthi). Pikiran yang terkotori oleh ditthi disebut ditthicitta, dan orang yang melekat pada ditthi disebut micchaditthi. (Berkenaan dengan beberapa faktor mental yang belum terbahas, perhatikan bahwa pikiran dan orang dinamakan berdasarkan pada cetasika yang menyertai).

(Sumber Buku : Abhidhamma sehari-hari- Ashin Janakabhivamsa)


Selanjutnya == > Mana : Kesombongan
Sebelumnya < ==  Maya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar