Senin, November 19, 2012

Issa : Iri (9)


9. ISSA
(Iri)

Ketika seseorang mendengar atau bertemu dengan orang lain yang lebih unggul dalam kecantikan, kekayaan, pendidikan atau moralitas, pemikiran iri sering muncul. Pemikiran inilah yang disebut Issa. Ada banyak orang yang tidak menghargai kabar bagus orang lain. Mereka akan berujar : “ Semua burung sama cantiknya dengan burung hantu. Kelinci semacam itu gampang ditemukan di semua semak.”. Ujaran-ujaran tersebut tumbuh dari Issa. Orang desa yang dengki mengatakan :” Kulit buah palem semuanya sama, dapat ditemukan disetiap pohon palem.”

Ada pepatah yang mengatakan ,: “Kecemburuan muncul ketika seseorang melebihimu. Sama –sama punya sasaran yang sama, lahirlah permusuhan.”. Kedengkian banyak terjadi di antara para karyawan yang merasa lebih rendah dari sejawatnya. Kecemburuan sering terjadi terutama di antara orang-orang yang memiliki pangkat atau kedudukan sederajat. Contohnya, seorang penjual ikan asin biasanya tidak akan iri dengan penjual permata, tetapi di antara sesama penjual ikan asin dan sesama penjual permata terjadi persaingan, banyak yang merasa atau menunjukkan kecemburuan satu sama lain. Bahkan para pembabar Dhamma dan kepala Vihara tidak luput dari fitnah dan kecemburuan.

Dengan merasa iri dan mengarang cerita yang tidak benar, seseorang hanya akan menghancurkan diri sendiri karena orang bijaksana menilai orang seperti itu sebagai orang yang tidak bernilai. Orang yang penuh kedengkian akan jatuh ke alam-alam sengsara di alam samsara ini, sementara orang yang dicemburui tidak akan terkena dampak samasekali. Karena Issa adalah salah satu faktor mental yang tidak baik (akusala), setiap orang harus menghindari dan membasminya.

Gerombolan Babi dan Gua Zamrud
Pada suatu ketika, seekor singa besar bersemayam di sebuah gua zamrud di Pegununungan Himalaya. Di dekat gua itu tinggallah segerombolan Babi; mereka selalu tinggal dalam ketakutan akan singa yang ganas itu. Babi-babi ini menyalahkan kilauan batu gua tersebut, lalu mereka berguling-guling dalam lumpur di sebuah danau, kemudian menggosok-gosokkan tubuh mereka yang belepotan lumpur pada dinding gua zamrud itu. Bagaimanapun juga, gua zamrud itu malah tampak lebih bercahaya dan berkilau. Seperti itulah, mereka yang suka memfitnah, penuh kecemburuan, dan meremehkan orang lain akan menderita kesulitan, sementara orang lain malah akan lebih terdorong menuju kemakmuran.

Atthukkamsana dan Paravambhana
Atthukkamsana berarti memuji diri sendiri, baik secara lisan maupun tulisan (atta= diri sendiri, ukkamsana= menjunjung, menyanjung). Paravambhana berarti menganggap rendah orang lain (para= yang lain, vambhana = menurunkan martabat, menganggap emeh, menghujat).

Dalam atthukamsana orang merasa mana (sombong) dan lobha (terlalu bangga) akan status mereka. Paravambhana (meremehkan), Issa (iri), dan dosa (kebencian) berkembang.

Suka Pamer
Sebagian orang menyatakan kemampuan mereka dengan cara yang angkuh, menyatakan diri mereka sebagai orang terpelajar, banyak pengetahuan, banyak pengalaman, kaya raya, keluarga mereka memiliki jabatan tinggi, mengungguli orang lain, dan lain-lain. Mereka mungkin tetap saja pamer walaupun sekarang mereka berada dalam status rendah : Bahwasanya dahulu mereka adalah kembang masyarakat. Bahkan beberapa bhikkhu menyatakan bahwa mereka punya kekuatan, terhormat, punya penyantun kaya, lulus berbagai ujian keagamaan, berceramah dan mengajar dengan baik, bisa membuat emas dan perak melalui proses kimian, dan lain-lain. Demikianlah, banyak orang suka memamerkan diri dengan membuat berbagai pernyataan, entah pernyataan itu benar atau salah ; orang bodoh mungkin melakukan hal itu untuk menutupi kebodohannya, namun orang bijak tidak akan melakukannya. Baik dalam ucapan maupun tulisan, kita harus menghindari atthukamsana dengan sati (perhatian murni) .

Pernyataan Pada Saat yang sesuai
Bagaimanapun juga, ada saat-saat yang sesuai untuk menyatakan kepiawaian dan jasa Anda, dengan maksud untuk mendapatkan penghargaan yang selayaknya atas hasil karya Anda, atas perkataan dan gagsan Anda. Jika tidak demikian, orang lain akan memandang rendah Anda karena tidak mengenali situasi. Ini bukanlah mana (kesombongan), tetapi perencanaan yang tepat waktu, yang sesuai dengan situasi.

Menyalahkan
Sebagian orang mengomeli orang lain dengan menyalahkan, yaitu saat mereka membuat kritik dan hujatan dalam media cetak karena kurangnya sati. Ini adalah praktik yang kejam karena seseorang secara tidak adil akan tersakiti. Dilain pihak, jika memang ada yang perlu dikritik, Anda bisa melakukannya dan memberikan informasi yang benar kepada orang lain. Ketika kita harus mengungkapkan tindakan yang buruk, tentu saja kritik sangat diperlukan. Orang yang berbuat jahat pantas disalahkan dan masyarakat umum harus diberi tahu yang sebenarnya untuk mencegah salah pengertian. Namun Anda harus mengkritik dengan hati-hati, dengan didukung dengan bukti-bukti yang dapat dipercaya, apalagi kalau Anda menentang tokoh yang terpandang dalam masyarakat.

Suatu ketika ada seorang umat dan istrinya yang menyumbang Vihara; mereka sangat menghormati kepala Vihara itu. Suatu hari, secara kebetulan, umat itu melihat kepala Vihara itu sedang menggoreng telur untuk makan malamnya. Lalu dia melaporkan apa yang dilihat itu kepada istrinya, namun karena istrinya memiliki keyakinan yang besar kepada kepala Vihara tersebut, dia tidak mempercayai ucapan suaminya. Malahan sang istri berpikir suaminya sudah hilang ingatan; dia mengatakan kepada para tetangga bahwa suaminya sudah tidak waras dan mencemooh suaminya. Jadi suaminya harus diam sesaat. Ketika menjelang tidur, dia berusaha untuk meyakinkan istrinya lagi akan apa yang telah dilihatnya, dan tetap saja istrinya tidak mempercayainya. Jadi dia harus menarik kata-katanya karena takut istrinya akan mengatakan dia makin gila.

Sebuah kritik yang benar-benar nyata malah bisa mendapatkan tanggapan buruk dari orang lain karena waktu, keadaan, tempat yang tidak tepat. Olek karena itu, jika Anda ingin melancarkan kritik, Anda harus menyesuaikan dengan waktu dan keadaan, serta didukung dengan bukti yang dapat dipertanggung-jawabkan. Namun demikian, juga sangat penting untuk mengutarakan kebenaran yang tidak enak tentang orang-orang yang betul-betul jahat kepada teman dekat dan kerabat, terlepas dari apakah mereka percaya atau tidak, ketika peringatan dan kritik pada waktunya memang diperlukan.


(Sumber Buku : Abhidhamma sehari-hari- Ashin Janakabhivamsa)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar