Sabtu, Desember 29, 2012

Kisah Seekor Gajah


KISAH SEEKOR GAJAH




Sebuah cerita pengorbanan seekor binatang untuk menyelamatkan manusia.

Pada suatu ketika Sang Maha Agung kembali ke dunia sebagai seekor gajah. Tempat ditinggalnya di dalam hutan. Di dalam hutan ini terdapat gunung-gunung dan sebuah danau yang dalam. Dan seluruhnya dikelingi padang pasir yang sangat luas. Untunglah tak ada manusia hidup di sini. Dan walaupun gajah itu hidup sebatang kara, ia merasa aman dan bahagia.

Pada suatu hari, ketika sedang bercengkrama di tepi hutan, terdengar olehnya suara manusia. Suara itu datang dari arah padang pasir. Dan karena tidak mungkin orang berada di padang pasir untuk bersenang-senang, maka tentulah suara itu ratapan manusia tersesat atau yang dalam kesusahan. Dan…demikianlah kenyataannya!

Aku tak dapat menghitung berapa mengitung berapa ratus orang yang ada pada waktu itu. Dan semuanya dalam keadaan payah. Mereka meratap-ratap minta tolong, karena lapar dan dahaga. Dan ketika mereka melihat seekor gajah besar menuju ke tempat mereka, maka mereka berpikir bahwa ajal sudah sampai. Gajah itu tentu akan membunuh mereka semua. Sebab mereka tidak tahu, bahwa gajah itu adalah Sang Bodhisattva, yang hatinya penuh dengan rasa belas kasihan terhadap mereka yang sedang ditimpa mala-petapa. Ia hanya memberi pertolongan.

Dengan suaranya meraung seperti terompet, gajah itu menanyakan hal ihkwal mereka. Maka barulah orang-orang itu mengerti, bahwa mereka berhadapan dengan seekor gajah yang luar biasa.

Maka diterangkan kepadanya, bahwa mereka adalah orang-orang buangan. Beberapa ratus di antara mereka telah meninggal di tengah jalan dan sekarang mereka sendiri tak tahu lagi apa yang harus mereka jalankan. Padang pasir itu sangat luas; makanan dan minuman mereka telah habis.

Gajah tahu benar, bahwa di dalam hutan tak ada makanan untuk mereka. Ia juga mengerti bahwa orang-orang itu tidak bisa meneruskan perjalanan mereka, jika tidak membawa bekal yang cukup banyak. Bagi dia masih ada satu jalan jika hendak menolong mereka. Dan ia bertetap hati akan memberi pertolongan mereka. Dan apa yang akan diperbuatnya nanti sangat memilukan hati kita, tetapi tidak usah disesalkan nantinya.

Sambil menunjuk ke sebuah gunung, gajah berkata kepada orang-orang itu, supaya mereka pergi ke gunung itu, kalau mereka hendak selamat. Di kaki gunung itu ada sebuah danau dengan airnya yang jernih dan di dekatnya mereka akan mendapatkan seekor gajah yang sudah mati. Dagingnya supaya dipakai untuk persediaan makanan mereka. Lalu usus-ususnya dapat dipakai untuk kantong-kantong air dari danau itu. Dengan demikian mereka akan tertolong. Orang-orang buangan itu menjalankan petunjuk-petunjuk gajah. Sementara itu ia sendiri mendaki gunung itu dari sisi lain dan dari puncaknya ia menjatuhkan diri ke bawah, dengan keyakinan bahwa perbuatannya yang penuh perikemanusiaan itu akan mengangkat dirinya menjadi Buddha.

Segala apa yang diberitahukan oleh gajah tadi telah ditemukan oleh orang-orang buangan itu, yaitu : danau yang jernih dan tubuh gajah yang sangat menyerupai gajah yang menolong mereka. Maka mengertilah mereka apa yang terjadi.

Mula-mula mereka hendak membakar gajah itu sebagai penghormatan terakhir. Tetapi beberapa orang di antara mereka mengemukakan, bahwa dengan cara demikian pengorbanan gajah itu tak ada gunanya sama sekali. Sungguh benar pendapat itu!

Maka mereka jalankan apa yang dinasihatkan oleh gajah itu, sehingga mereka berhasil melewati padang pasir dengan selamat.

-oOo-





Tidak ada komentar:

Posting Komentar