Senin, Desember 03, 2012

Nasihat Sang Buddha Ketika Orang Lain Merendahkan Ajaran Buddha


NASIHAT SANG BUDDHA 
KETIKA ORANG LAIN MERENDAHKAN AJARAN BUDDHA


Suatu ketika Buddha bersama lima ratus orang siswa-Nya dari satu kota ke kota lain. Mengikuti di belakang rombongan Sang Buddha, dua orang petapa pengembara, yaitu seorang guru dan muridnya. Walaupun keduanya guru dan murid, kedua berbeda pandangan terhadap ajaran Buddha. Selama perjalanan sang guru menghina dan merendahkan ajaran Buddha, sedangkan muridnya berusaha memuji dengan berbagai cara.  Perdebatan keduanya berlangsung selama perjalanan hingga akhirnya rombongan Buddha mendapatkan tempat persinggahan untuk beristirahat.

Saat itu para bhikkhu membicarakan tentang kejadian ini dan bagaimana Buddha diam saja walaupun jelas-jelas keduanya yang berdebat tentang ajaran Beliau berada persis di belakang rombongan tersebut.

Ketika Buddha mengetahui pembicaraan tersebut, Beliau berkata:

“Para bhikkhu, jika seseorang menghina-Ku, Dhamma (ajaran Buddha), atau Sangha (perkumpulan para bhikkhu), kalian tidak boleh marah, tersinggung, atau terganggu akan hal itu.

Jika kalian marah atau tidak senang akan penghinaan itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian.

Karena jika orang lain menghina-Ku, Dhamma, atau Sangha, dan kalian marah atau tidak senang, dapatkah kalian mengetahui apakah yang mereka katakan itu benar atau salah?”

“Tidak, Bhagava,” jawab para bhikkhu.

“Jika orang lain menghina-Ku, Dhamma, atau Sangha, maka kalian harus menjelaskan apa yang tidak benar sebagai tidak benar, dengan mengatakan:

‘Itu tidak benar, itu salah, itu bukan jalan kami, itu tidak ada pada kami’.”

“Jika orang lain memuji-Ku, Dhamma, atau Sangha, kalian tidak boleh gembira, bahagia, atau senang akan hal itu.

Jika kalian gembira, bahagia, atau senang akan pujian itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian.

Jika orang lain memuji-Ku, Dhamma, atau Sangha, kalian harus mengakui kebenaran sebagai kebenaran, dengan mengatakan:

‘Itu benar, itu tepat sekali, itu adalah jalan kami, itu ada pada kami’.”

(Brahmajala Sutta)

Dengan demikian, Buddha mengajarkan agar para pengikut-Nya tidak terbawa emosi positif atau negatif saat seseorang memuji ataupun merendahkan ajaran Beliau, melainkan menjelaskan mana yang benar dan mana yang tidak benar atas pandangan terhadap ajaran Buddha tersebut sehingga dapat membebaskan agama Buddha dari pandangan salah orang-orang yang tidak tahu atas ajarannya.

-oOo-




Tidak ada komentar:

Posting Komentar