Jumat, Desember 21, 2012

Hari-hari yang Bahagia


Hari-Hari yang Bahagia
Oleh: Bhikkhu Chandaviro

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa

Sunakkhatta sumagala, supabhāta suhuṭṭhita,
sukhao sumuhutto ca, suyiṭṭha brahmacārisu.
Padakkhia kāyakamma, vācākamma padakkhia;
padakkhia manokamma, paidhī te padakkhiā,
padakkhiāni katvāna, labhantatthe padakkhie

”Saat berbuat baik; itulah bintang kebahagiaan, berkah yang baik, fajar yang terang, bangun tidur yang ceria, waktu yang baik, saat yang baik, dan disebut telah memuja para suciwan dengan baik. Setelah melakukan kebaikan-kebaikan, yaitu: bertindak baik, berucap baik, berpikir baik, berpengharapan baik; pahala-pahala baiklah yang akan diperoleh.”
(Jaya Paritta)

Hari demi hari; demikian pula minggu, bulan, dan tahun telah kita lewati bersama dan pada akhirnya habislah bulan yang penuh dengan kegembiraan bagi kita seluruh rakyat Indonesia, karena merupakan bulan ulang tahun kemerdekaan negara kita. Apa yang telah kita lakukan pada hari-hari, bulan, dan tahun sebelumnya? Ada yang merasa sukses, ada yang merasa beruntung, dan ada juga yang merasa gagal dalam perjuangannya. Bagi mereka yang gagal dalam usaha dan perjuangannya mungkin mengatakan penyebabnya adalah hari, minggu, bulan, atau tahunnya yang tidak baik, tidak membawa keberuntungan. Memang demikian kalau kita belum mengerti Dhamma, akan tetapi yang merasa sukses, berhasil atau beruntung pasti mengatakan karena hari, minggu, bulan, atau tahunnya yang baik. Apa lagi pada tiga minggu yang lalu, banyak orang di dunia ini menganggap tanggal 8 bulan 8 tahun 2008 sebagai hari yang paling baik. Lalu bagaimana hal ini? Apakah benar demikian?

Sebenarnya semua hari, minggu, bulan, atau tahun itu baik, tetapi karena buah kamma baik kita belum saatnya berbuah sehingga menjadikan seseorang belum sukses atau berhasil terhadap apa yang diharapkan atau dicita-citakan. Untuk mendapatkan buah kamma baik, maka kita harus mempunyai simpanan perbuatan baik. Dalam Sayutta Nikāya disebutkan bahwa sesuai dengan benih yang ditabur, demikian pula buah yang akan kita petik. Pernyataan ini mengandung makna bahwa pembuat kebajikan akan memperoleh kebahagiaan dan pembuat kejahatan akan memperoleh penderitaan.

Dalam Aguttara Nikāya menyebutkan bahwa Sang Buddha menjelaskan kepada para bhikkhu, sebagai berikut:

”Para bhikkhu, makhluk apapun yang berprilaku benar lewat tubuh, ucapan, dan pikiran sepanjang pagi hari, maka pagi hari yang bahagia menjadi milik mereka. Makhluk apapun yang berprilaku benar lewat tubuh, ucapan, dan pikiran sepanjang siang hari, maka siang hari yang bahagia menjadi milik mereka. Makhluk apapun yang berprilaku benar lewat tubuh, ucapan, dan pikiran sepanjang malam hari, maka malam hari yang bahagia akan menjadi milik mereka.

Sungguh saat yang membawa berkah dan patut dirayakan, pagi yang bahagia dan kebangkitan yang penuh sukacita, momen-momen yang berharga dan menggembirakan akan datang kepada mereka yang memberikan dana kepada orang-orang yang menjalankan kehidupan suci. Pada hari seperti itu, tindakan benar lewat ucapan dan perbuatan, buah-pikir yang benar dan aspirasi yang luhur, memberikan hasil kepada mereka yang melatihnya; sungguh bahagia mereka yang memperoleh hasil seperti itu, karena mereka telah berkembang dalam Ajaran Sang Buddha.

Semoga engkau dan semua sanak saudaramu berbahagia dan menikmati kesehatan yang baik!”

(Aguttara Nikāya, III, 150)

Demikianlah apa yang telah dijelaskan oleh Sang Buddha bahwa apa yang baik yang kita lakukan pada pagi hari, siang hari, dan malam hari, itulah yang disebut hari-hari yang membahagiakan dan menguntungkan. Demikian pula sebaliknya bila pada pagi hari, siang hari, dan malam hari bila kita tidak bisa berbuat apa-apa maka hari tersebut dikatakan tidak membawa bahagia dan tidak mendatangkan keuntungan.

Selain hal di atas, dalam Aguttara Nikāya juga dijelaskan bahwa syarat-syarat yang harus dipenuhi apabila para perumah tangga ingin hidup bahagia dan sejahtera. Sang Buddha menguraikan tentang empat hal yang perlu dikembangkan (Empat Iddhipada) agar tercapai kesuksesan dalam bekerja atau berusaha, yaitu :

1.    Chanda yaitu merasa puas dan gembira ketika mengerjakan sesuatu;

2.    Viriya yaitu usaha yang bersemangat dalam mengerjakan sesuatu;

3. Citta yaitu memperhatikan dengan sungguh-sungguh ketika melakukan suatu tanpa melalaikannya.

4.   Vimayaitu merenungkan dan menyelidiki alasan-alasan dalam hal-hal yang sedang dikerjakan.

 (Aguttara Nikāya, IV.285)

-oOo-





Tidak ada komentar:

Posting Komentar