JIKA
BUDDHA MEMANG BENAR-BENAR ADA,
APA
RUGINYA ANDA ?
Pada beberapa tahun lalu, ada seorang terpelajar di
Tiongkok, ketika suatu hari berbicara dalam sebuah acara pertemuan besar, dia
mengatakan kepada hadirin bahwa Buddha dipastikan tidak pernah ada. Saat
hadirin mulai percaya bahwa perkataannya masuk di akal, dia lalu berteriak
keras untuk menantang Buddha:
“Buddha, jika anda benar-benar
tanggap, coba turun ke sini dan bunuh saya di depan semua hadirin, dengan
demikian baru kami percaya bahwa Buddha itu ada.”
Dia sengaja diam menunggu selama beberapa menit, tentu saja
Buddha tidak turun ke sana untuk membunuhnya. Dia lalu melihat ke segala arah
dan berkata kepada hadirin:
“Lihat! Buddha sama sekali tidak
ada!”
Namun di antara hadirin ada seorang ibu yang kepalanya
diselimuti dengan sehelai handuk, dia berdiri dan berkata pada orang terpelajar
ini:
“Bapak Chouw, teori anda sungguh
hebat, anda sungguh terpelajar. Saya hanya seorang wanita pedesaan, saya tidak
mampu membantah perkataan anda, tetapi saya hanya ingin anda menjawab sebuah
pertanyaan yang selama ini ada dalam hati saya. Saya sudah bertahun-tahun
menjadi umat Buddha, dalam hati saya juga merasakan kewelas-asihan Buddha dan
saya bersyukur untuk itu, saya sangat bahagia; batin saya penuh dengan
penghiburan dan kedamaian yang diberikan oleh ajaran Buddha. Karena percaya
pada Buddha, makanya dalam kehidupan saya ada kebahagiaan terbesar. Saya ingin
bertanya: ‘Jika setelah meninggal dunia nanti, ternyata saya menemukan kalau
Buddha sama sekali tidak ada, walau pun seumur hidup saya percaya pada Buddha,
lalu apa ruginya saya?”
Orang terpelajar ini tampak berpikir sejenak, seluruh
ruangan tidak bersuara sama sekali, para hadirin tampaknya juga sangat
sependapat dengan pertanyaan ibu ini, bahkan orang terpelajar ini juga kagum
pada logika sederhananya, dia menjawab dengan suara rendah:
“Ibu …, saya pikir anda tidak
rugi sedikit pun.”
Ibu ini berkata: “Terima kasih
atas jawaban anda. Tetapi dalam hati saya masih ada satu pertanyaan; ‘Ketika
anda meninggal dunia, jika anda menemukan Buddha itu benar-benar ada, juga ada
surga dan neraka, saya ingin bertanya kepada anda, lalu apa ruginya anda?’ ”
Orang terpelajar ini berpikir lama dan tidak dapat menjawab
sama sekali ...
Ibu ini percaya pada Buddha, makanya belajar pada kewelas
asihan Buddha, belajar pada bagaimana Buddha menangani masalah dunia; dia
bukannya memuja Buddha secara membabi buta atau menjadikan Buddha sebagai dewa
yang pasti memenuhi permohonan manusia. Jadi tak peduli Buddha itu ada atau
tidak, paling tidak ibu ini telah berhasil mempelajari konsep pemikiran dalam
ajaran Buddha dan itu sangat berguna dalam seumur hidupnya.
Namun banyak umat Buddha atau pun umat agama lain yang
melakukan pemujaan membabi buta atau menjadikannya sebagai obyek meminta
sesuatu, itu yang membuat banyak agama atau keyakinan yang sebetulnya benar
menjadi menyimpang, juga menciptakan banyak tradisi yang penuh dengan aroma
mistis.
Jika Buddha memang tidak ada, apa ruginya anda? Namun jika
Buddha benar-benar ada, apa pula ruginya anda? Itu memang pantas direnungkan
secara mendalam oleh kita semua.
Kita setiap orangnya, tak peduli kita adalah umat Buddha
atau bukan, kita semua tahu bahwa Buddha adalah baik dan welas asih, adalah
pelindung umat manusia, tujuan Buddha adalah membimbing orang agar baik, tulus
dan toleran, ketika orang berada dalam kesulitan selalu saja memohon
perlindungan dari Buddha. Seorang umat Buddha sejati adalah orang yang baik,
sebab dalam hati mereka senantiasa menyimpan bimbingan dan petunjuk Buddha,
hati mereka penuh dengan kebahagiaan dan rasa syukur, mereka percaya kalau kebaikan
dan kejahatan tentu akan mendatangkan balasan yang setimpal, mereka selalu
berusaha menjauhkan diri dari kejahatan dan meneladani kebajikan, cinta kasih
dan ketulusan, bukankah itu adalah sesuatu yang baik? Dikarenakan ada orang
yang tidak percaya akan keberadaan Buddha, tidak percaya kalau kebaikan atau
kejahatan akan mendatangkan balasan yang setimpal, baru orang berbuat semaunya
untuk mencari keuntungan pribadi, tidak memikirkan moral dan tidak memiliki
hati nurani sama sekali.
William Shakespeare
pernah mengatakan,
‘Jangan memfitnah suatu
kebenaran sejati yang tidak anda ketahui, jika tidak nyawa anda nantinya akan
berada dalam ancaman bahaya’.
Itu benar, jika pada saat anda meninggal dunia, ternyata
anda menemukan bahwa Buddha benar-benar ada dan ajaran Buddha benar-benar
tepat, juga ada tumimbal lahir dan alam neraka, lalu kerugian apa yang anda
alami nanti?
Sumber : Internet
-oOo-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar