Sabtu, Desember 22, 2012

Jika Buddha Memang Benar-Benar Ada, Apa Ruginya Anda ?


JIKA BUDDHA MEMANG BENAR-BENAR ADA,
APA RUGINYA ANDA ?


Pada beberapa tahun lalu, ada seorang terpelajar di Tiongkok, ketika suatu hari berbicara dalam sebuah acara pertemuan besar, dia mengatakan kepada hadirin bahwa Buddha dipastikan tidak pernah ada. Saat hadirin mulai percaya bahwa perkataannya masuk di akal, dia lalu berteriak keras untuk menantang Buddha:

“Buddha, jika anda benar-benar tanggap, coba turun ke sini dan bunuh saya di depan semua hadirin, dengan demikian baru kami percaya bahwa Buddha itu ada.”

Dia sengaja diam menunggu selama beberapa menit, tentu saja Buddha tidak turun ke sana untuk membunuhnya. Dia lalu melihat ke segala arah dan berkata kepada hadirin:

“Lihat! Buddha sama sekali tidak ada!”

Namun di antara hadirin ada seorang ibu yang kepalanya diselimuti dengan sehelai handuk, dia berdiri dan berkata pada orang terpelajar ini:

“Bapak Chouw, teori anda sungguh hebat, anda sungguh terpelajar. Saya hanya seorang wanita pedesaan, saya tidak mampu membantah perkataan anda, tetapi saya hanya ingin anda menjawab sebuah pertanyaan yang selama ini ada dalam hati saya. Saya sudah bertahun-tahun menjadi umat Buddha, dalam hati saya juga merasakan kewelas-asihan Buddha dan saya bersyukur untuk itu, saya sangat bahagia; batin saya penuh dengan penghiburan dan kedamaian yang diberikan oleh ajaran Buddha. Karena percaya pada Buddha, makanya dalam kehidupan saya ada kebahagiaan terbesar. Saya ingin bertanya: ‘Jika setelah meninggal dunia nanti, ternyata saya menemukan kalau Buddha sama sekali tidak ada, walau pun seumur hidup saya percaya pada Buddha, lalu apa ruginya saya?”

Orang terpelajar ini tampak berpikir sejenak, seluruh ruangan tidak bersuara sama sekali, para hadirin tampaknya juga sangat sependapat dengan pertanyaan ibu ini, bahkan orang terpelajar ini juga kagum pada logika sederhananya, dia menjawab dengan suara rendah:

“Ibu …, saya pikir anda tidak rugi sedikit pun.”

Ibu ini berkata: “Terima kasih atas jawaban anda. Tetapi dalam hati saya masih ada satu pertanyaan; ‘Ketika anda meninggal dunia, jika anda menemukan Buddha itu benar-benar ada, juga ada surga dan neraka, saya ingin bertanya kepada anda, lalu apa ruginya anda?’ ”

Orang terpelajar ini berpikir lama dan tidak dapat menjawab sama sekali ...

Ibu ini percaya pada Buddha, makanya belajar pada kewelas asihan Buddha, belajar pada bagaimana Buddha menangani masalah dunia; dia bukannya memuja Buddha secara membabi buta atau menjadikan Buddha sebagai dewa yang pasti memenuhi permohonan manusia. Jadi tak peduli Buddha itu ada atau tidak, paling tidak ibu ini telah berhasil mempelajari konsep pemikiran dalam ajaran Buddha dan itu sangat berguna dalam seumur hidupnya.

Namun banyak umat Buddha atau pun umat agama lain yang melakukan pemujaan membabi buta atau menjadikannya sebagai obyek meminta sesuatu, itu yang membuat banyak agama atau keyakinan yang sebetulnya benar menjadi menyimpang, juga menciptakan banyak tradisi yang penuh dengan aroma mistis.

Jika Buddha memang tidak ada, apa ruginya anda? Namun jika Buddha benar-benar ada, apa pula ruginya anda? Itu memang pantas direnungkan secara mendalam oleh kita semua.

Kita setiap orangnya, tak peduli kita adalah umat Buddha atau bukan, kita semua tahu bahwa Buddha adalah baik dan welas asih, adalah pelindung umat manusia, tujuan Buddha adalah membimbing orang agar baik, tulus dan toleran, ketika orang berada dalam kesulitan selalu saja memohon perlindungan dari Buddha. Seorang umat Buddha sejati adalah orang yang baik, sebab dalam hati mereka senantiasa menyimpan bimbingan dan petunjuk Buddha, hati mereka penuh dengan kebahagiaan dan rasa syukur, mereka percaya kalau kebaikan dan kejahatan tentu akan mendatangkan balasan yang setimpal, mereka selalu berusaha menjauhkan diri dari kejahatan dan meneladani kebajikan, cinta kasih dan ketulusan, bukankah itu adalah sesuatu yang baik? Dikarenakan ada orang yang tidak percaya akan keberadaan Buddha, tidak percaya kalau kebaikan atau kejahatan akan mendatangkan balasan yang setimpal, baru orang berbuat semaunya untuk mencari keuntungan pribadi, tidak memikirkan moral dan tidak memiliki hati nurani sama sekali.

William Shakespeare pernah mengatakan,
‘Jangan memfitnah suatu kebenaran sejati yang tidak anda ketahui, jika tidak nyawa anda nantinya akan berada dalam ancaman bahaya’.

Itu benar, jika pada saat anda meninggal dunia, ternyata anda menemukan bahwa Buddha benar-benar ada dan ajaran Buddha benar-benar tepat, juga ada tumimbal lahir dan alam neraka, lalu kerugian apa yang anda alami nanti?

Sumber : Internet
-oOo-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar