Jumat, Desember 21, 2012

Wawasan (Cara Berpikir Kita)


WAWASAN (CARA BERPIKIR KITA)


Seorang bapak naik kereta api dengan tiga orang anaknya, laki-laki semua dan masih kecil-kecil. Ada yang tiga tahun, ada yang enam tahun dan ada yang tujuh tahun. Ketiga anaknya ini nakal, bandel. Lari kesana, lari kesini, merangkak kesana, merangkak kesini, naik-naik kursi, padahal di gerbong itu banyak orang. Anak-anak itu berteriak-teriak, ramai, menyanyi-nyanyi.

Di samping bapak ini duduk seorang pemuda. Si pemuda ini lama-lama jengkel karena bapak itu tidak mau memperingatkan anak-anaknya. ”Jangan begitu, duduk yang baik”. Tidak! Dia hanya membaca koran saja. Si pemuda menjadi stress, tetapi, sebagai orang timur dia menahan diri. Ditahan-tahan, lama-lama akhirnya meledak. Pemuda itu tidak tahan, dia tidak senang, timbul perasaan tidak suka. Kalau perasaan tidak senang ini tidak diketahui, tidak diwaspadai, tidak disadari, maka akan timbul perasaan jengkel, kemudian marah, dan benci. Akhirnya kebenciannya muncul menjadi ucapan atau tindakan.

Pemuda ini menegur, ”Mengapa anak-anaknya tidak disuruh diam, Pak? ini kan tempat umum. Di gerbong ini banyak penumpang dan sudah malam lagi, mereka mau tidur”.

Apa jawab bapak itu?

“Yah, anak-anak, bagaimana ya? Dua hari yang lalu ibunya baru meninggal, mereka masih anak-anak, dia tidak bisa merasakan kesedihan akibat ditinggal oleh ibunya. Kalau kita yang sudah dewasa berat sekali rasanya. Perasaan saya ini kacau, tetapi mereka itu masih anak-anak. Ibunya meninggal, tetapi mereka belum mengenal kesedihan. Kasihan, biar sajalah mereka begitu”.

Apa yang terjadi?

Begitu mendengar jawaban itu, kebencian dan kejengkelan si pemuda langsung lenyap. Sekarang dia melihat anak-anak yang nakal itu, “Aduh lucunya, kasihan sekali anak-anak itu”. Hilang stressnya.

______________________
Dari cerita ini, tampak jelas sekali bahwa suatu persoalan akan menimbulkan gelisah, was-was, jengkel, marah, tegang itu karena sikap berpikir kita sendiri. Keadaan kita, wawasan kita itulah yang akan membuat apa saja yang muncul menjadi beban. Bukannya beban itu sendiri yang membuat kita tidak bahagia. Sikap kita sendirilah yang akan membuat apa yang datang itu menjadi beban. Faktor yang di luar itu tidak banyak berperan.


Sumber : Internet 
-oOo-



Tidak ada komentar:

Posting Komentar